Tim Riset dan Data | DETaK
Darussalam – Membaca merupakan suatu kegiatan dalam penyerapan makna dalam suatu kata atau simbol menjadi sebuah ilmu pengetahuan. Menurut Nurhadi (1995), membaca merupakan kegiatan menginterpretasi simbol tertulis dan mencari kesimpulan berupa makna atau pengertian. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) juga mengemukakan bahwa membaca merupakan proses kegiatan berupa mengeja dan melafalkan sesuatu tulisan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari UNESCO (2016) terhadap tingkat literasi 61 negara di dunia, Indonesia masuk tingkat literasi terendah, berada di posisi 60. Angka ini cukup mencengangkan melihat tingkat minat baca masyarakat sangat rendah. Hal ini juga yang mendorong tim riset dan data DETaK untuk melakukan riset tentang minat baca terhadap mahasiswa-mahasiswa di beberapa kampus di kawasan Banda Aceh.
Adapun riset tersebut dilakukan terhadap 148 responden yang merupakan mahasiswa di delapan universitas, di Banda Aceh dan sekitarnya, melalui penyebaran angket atau kuesioner. Delapan universitas tersebut adalah Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha), Universitas U’budiyah Indonesia, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Politeknik Aceh, Universitas Serambi Mekkah (USM), Universitas Iskandar Muda (Unida), dan Politeknik Kesehatan Aceh (Poltekkes).
Hasil riset data yang telah berhasil dihimpun menunjukkan angka yang mengecewakan.
Pada gambar 1.1 di bawah, hasil dari angket menunjukkan bahwa 73,65% mahasiswa membaca hanya kurang dari dua jam. Selain itu, 19,59% membaca dalam kurun waktu 2-4 jam perhari, 2,70% membaca dalam waktu 4-6, dan masing-masing 2,03% membaca lebih dari 6 jam.
Pada gambar 1.2 (bawah), jumlah buku yang dibaca mahasiswa dari delapan universitas tersebut adalah 1-2 buku dalam sebulan (49,32%), mahasiswa membaca lebih dari dua buku (18,24%), dan sekitar 32,43% mahasiswa membaca hanya satu buku perbulannya atau tidak sama sekali.
Sebaliknya para responden mengaku (85,81%), pada gambar 1.3, memiliki akses dalam memperoleh buku yang cukup mudah. Hanya 14,19% yang mengaku susah dalam mengakses buku-buku untuk dibaca.
