Artikel | DETaK
“Saat besar nanti, kamu mau jadi apa?”
Pastinya, sewaktu kecil dulu, kita lazim mendengar pertanyaan semacam itu. Terkadang, jiwa yang saat itu masih polos akan menjawab, “Pengen jadi tentara,”, “Pengen jadi dokter,”, “Pengen jadi polisi,” dan berbagai jawaban umum lainnya yang tentunya mudah ditebak. Itu adalah jawaban sepintas lalu yang menghampiri otak kita di kala itu. Mengapa demikian? Ya kita tahu sendiri, bahwa jawaban itu akan berubah seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia dan kedewasaan dalam diri kita.
IKLAN
loading...
|
Jawaban yang kita utarakan tersebut sebetulnya sudah termasuk sebagai bagian kecil dalam perencanaan hidup atau life plan. Bedasarkan pandangan Adler, seorang psikolog yang berasal dari Austria, perencanaan hidup merupakan gaya hidup seseorang, termasuk khayalan pembimbingnya, usaha-usaha unuk mencapai superioritas, dan upaya merasionalisasi kegagalannya (Chaplin, 2008). Meskipun jawaban itu hanya sekedar cakap angin dan belum konkret, namun sebetulnya itu sudah tergolong ke dalam perencanaan. Setelahnya, kita hanya perlu mempertimbangkan apakah hal yang kita impikan itu sesuai dengan realita atau tidak, sebelum diputuskan sebagai sebuah impian.
Dalam menentukan rencana hidup, kita tidak boleh sembarangan memutuskan sesuatu tanpa adanya pertimbangan matang terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam menentukan dan menyusun rencana hidup. Apa saja itu? Mari cermati langkah-langkah di bawah ini.
- Tentukan Apa Targetmu
Kumpulkan terlebih dahulu ide-ide yang muncul mengenai target yang ingin kamu capai di masa akan datang. Ambil bukumu, tulis setiap potongan gagasan yang mampir di kepalamu. Kamu bisa juga mencatumkannya di smartphone atau pun laptopmu supaya catatan itu tidak mudah hilang.
Kamu bisa memperhatikan secara seksama terhadap bakat dan minat yang kamu miliki untuk mempertimbangkannya menjadi sebuah mimpi di kemudian hari. Impian yang cemerlang tentunya merupakan impian yang tidak terlepas jauh dari bakat dan minat yang kamu punya. Ini berhubungan langsung dengan apakah kamu menikmati proses yang berlangsung nantinya, atau malah merasa terbebani.
2. Tentukan Prioritas dari Setiap Target
Setelah semua ide terkumpul, selanjutnya kamu perlu membuat prioritas. Menentukan prioritas target ini sangat penting dalam mengorganisir waktu, tenaga, dan kesempatan dalam mendahulukan sesuatu yang lebih penting. Dengan mengetahui mana yang urgen, kamu bisa membuat keputusan yang tepat dalam pengerahan tenaga, waktu, dan kesempatan secara optimal di bagian mana yang diutamakan, sehingga ketiga hal itu tidak sia-sia.
Seorang mantan presiden Amerika Serikat ke-34, Dwight David Eisenhower, menciptakan sebuah konsep dalam memanajemen sesuatu bedasarkan prioritas yang disebut dengan Eisenhower Decision Matrix. Eisenhower membagi 4 kategori sesuai tingkat prioritas, mulai dari penting dan mendesak, penting namun tidak mendesak, mendesak namun tidak penting, tidak penting dan tidak mendesak. Nah, kamu bisa membuat sebuah tabel yang terdiri dari 4 kolom sesuai dengan tingkat prioritas di atas. Lalu kamu isikan keempat kolom itu dengan target-targetmu dengan mempertimbangkan keurgensiannya.
3. Buat Timeline Mimpi
Adanya Timeline atau linimasa dari mimpi yang ingin dicapai adalah sangat berguna untuk mengetahui kapan target akan tercapai. Bukan berarti timeline ini menjadi acuan substansial mengenai alur waktu yang akan terjadi dalam proses mencapai targetmu, namun hanya sebagai refleksi umum saja.
Kamu bisa menuliskan rentang waktu dari kapan kamu menentukan target tersebut hingga ke waktu dimana kamu seharusnya sudah mencapainya. Sebagai contoh, kamu telah menetapkan target bahwa kamu akan menjadi seorang polisi sarjana pada tahun 2023 nanti. Setelah itu, kamu harus membuat rangkaian tahun, dari awal kamu memutuskan target tersebut hingga ke tahun 2023. Nah, dalam rentang waktu hingga 2023 itu, kamu harus mendeskripsikan tahun-tahun tersebut ke dalam kegiatan yang mendukung suksesnya pencapaian target di tahun 2023. Misal, di tahun 2021, kamu harus bisa menguasai 2 bahasa asing. Di tahun 2022, kamu harus bertambah tinggi 5 cm. Dan di tahun 2023, kamu harus wisuda dan mentaftar. Itulah contoh dari pembuatan timeline mimpi.
4. Rincikan Timeline Mimpi Jadi Resolusi Harian, Mingguan, dan Bulanan
Timeline mimpi sudah terbentuk, selanjutnya apa? Nah, buat rincian kegiatan harian, mingguan, dan bulanan yang harus kamu lakukan dalam meraih target yang kamu putuskan sebelumnya. Ini adalah upaya dalam menspesifikasikan target menjadi tugas-tugas kecil yang mesti diselesaikan. Tugas-tugas kecil inilah yang nantinya menyokong keberhasilan dalam pencapaian target besarmu.
Sebagai contoh, ketika kamu telah memutuskan untuk menjadi seorang polisi sarjana di tahun 2023 nanti, maka kamu harus melakukan aktivitas-aktivitas untuk memudahkan kamu lolos dalam proses seleksi nantinya. Kamu bisa menjadwalkan kegiatan fisik maupun akademis mulai dari sekarang, seperti belajar psikotes setiap hari, melakukan renang 3 kali dalam seminggu, dan lain sebagainya. Kamu bisa membuat jadwal tertulis akan hal itu supaya menjadi pemicu munculnya semangat saat melihatnya.
5. Evaluasi Setiap Pencapaian Resolusi Harian, Mingguan, dan Bulanan
Evaluasi merupakan tindakan penting yang harus ada dalam sebuah perencanaan. Dalam menjalani rencana, pastinya akan ada kendala-kendala yang muncul, seperti timbulnya rasa malas, tiba-tiba dihadapkan dengan urusan mendadak, terkadang jadwal penuh, dan lain sebagainya. Nah, evaluasi berfungsi dalam mencegah terjadinya hambatan-hambatan demikian di kemudian hari nanti. Dengan evaluasi juga, kita bakal tahu seberapa giatkah kita melaksanakan resolusi-resolusi yang telah dibuat.
Salah satu cara terbaik dalam melakukan evaluasi adalah dengan menulis jurnal harian. Kamu bisa menyediakan sebuah buku kosong yang dikhususkan untuk menulis jurnal. Mulailah dengan menulis apa-apa saja hal yang patut kamu syukuri di hari ini, kemudian baru kamu tuliskan kendala-kendala yang kamu alami. Selain melatih intensitas menulis setiap harinya, evaluasi melalui penulisan jurnal ini juga bisa menjadikan seseorang merasa lebih lapang setelahnya. Menulis jurnal itu artinya sama saja dengan kita melimpahkan curahan hati yang kita pendam melalui goresan tinta di kertas.
Itulah beberapa langkah-langkah yang bisa kamu ikuti guna menentukan sekaligus mereliasasikan perencanaan hidup. Salah satu ciri-ciri orang sukses adalah mereka yang penglihatannya sudah berada di masa depan sebelum mereka berada di masa depan itu sendiri. Orang yang memiliki perencanaan hidup ini sebetulnya sudah bisa dikategorikan sebagai orang dengan tipe visioner, salah satu karakter manusia yang berpotensi besar berjaya dalam hidupnya. Oleh karenanya, mari siapkan pena dan kertasmu segera, tulislah impianmu sesuai dengan kaidah di atas. []
Penulis bernama Muhammad Abdul Hidayat, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP USK, angkatan 2019. Ia juga merupakan salah satu anggota magang di UKM Pers DETaK Unsyiah.
Editor: Cut Siti Raihan