Eka Purnama Sari Ningsih | DETaK
Darussalam – Test of English as a Foreign Language (TOEFL) merupakan test wajib yang harus diikuti seluruh mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) untuk mendapatkan gelar sarjana. Penerapan TOEFL dengan skor 475 menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa.
Beberapa tahun belakangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsyiah membuat kebijakan baru terhadap mahasiswanya menambah mata kuliah TOEFL menjadi mata kuliah yang wajib diambil.
“Lahirnya mata kuliah TOEFL Preparation merupakan inisiasi bersama. Melihat banyak mahasiswa yang susah sekali lulus tes TOEFL padahal skor yang diminta sebenarnya tidak terlalu sulit,” tutur Muhammad Ilhamsyah, salah satu dosen penggagas mata kuliah TOEFL Preparation saat ditemui di kantornya pada Jum’at, 2 Maret 2018.
Merupakan Mata Kuliah yang Wajib diambil meski 0 SKS
Kebijakan tidak menambah nilai kredit pada mata kuliah TOEFL Preparation memiliki tujuan agar tidak menambah beban SKS pada mahasiswa, meski mahasiswa ber-IPK tinggi ataupun rendah mata kuliah ini bisa diambil oleh siapapun. Meski demikian, selain menjadi mata kuliah yang wajib, mata kuliah ini juga diwajibkan untuk lulus.
Meski 0 SKS, Mahasiswa tidak Boleh Menganggap Sepele
Banyak mahasiswa yang menganggap sepele terkait mata kuliah TOEFL preparation, kerena bobot nol SKS. Namun yang menjadi pertimbangan bukan seberapa besar bobot yang harus dicapai. FEB sendiri ingin mengubah paradigma mahasiswa dengan tidak menganggap bahwa TOEFL hanya sebagai syarat lulus sarjana saja.
Mengingat TOEFL bukan hanya dibutuhkan untuk orang-orang yang ingin keluar negeri saja, seiring perkembangan zaman kini TOEFL menjadi aspek yang begitu penting. Banyak perusahaan-perusahaan di dalam negeri yang telah menerapkan syarat wajib TOEFL seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga untuk menjadi Pegawai Negri Sipil (PNS) juga memerlukan skor TOEFL. Mahasiswa harus mempersiapkan diri terkait hal ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan dengan bonafit TOEFL yang menjadi salah satu syaratnya.
Esensi Nilai TOEFL Preparation di FEB
Nilai yang dihasilkan dari kelas TOEFL Preparation belum bisa menjadi rekomendasi untuk mahasiswa bisa lulus TOEFL ditingkat universitas. Dalam sebuah mata kuliah ada tiga komponen penilaian seperti 40% Tugas, 30% Midtest, dan 30% Final Test sehingga hal ini tidak bisa menjadi rekomendasi lulus ditingkat universitas. Namun, selepas mengikuti kelas TOEFL dapat memprediksi seorang mahasiswa seberapa mampu untuk mengikuti test TOEFL sesungguhnya.
Hal ini menjadi sebuah pertimbangan besar bagi FEB sendiri. Seiring berjalannya waktu juga akan menggagas jika mata kuliah TOEFL Preparation telah memiliki standar yang memadai akan diajukan pada pihak rektorat bahwa bagi mahasiswa yang mendapat nilai A, ataupun AB tidak perlu mengikuti Test TOEFL lagi, jikapun mengikuti itu hanya sebagi formalitas saja.
“TOEFL itu modal, keterampilan yang membedakan lulusan nantinya. Misalkan lulus dengan toefl 500 langsung berbeda kualitasnya dibandingan dengan yang memiliki TOEFL rendah. Adik-adik mahasiswa harus memahami bahwa Toefl itu bukan sebagai momok tetapi sebuah modal yang harus dicari dari saat ini,” harap Ilhamsyah.[]
Editor: Mohammad Adzannie Bessania