Beranda Headline Ketua Satgas Berikan Klarifikasi tentang Kasus Covid-19 di USK

Ketua Satgas Berikan Klarifikasi tentang Kasus Covid-19 di USK

WR I USK, Marwan, saat diwawancarai awak media DETaK melalui Zoom Meeting (Dok. DETaK)

Satria Liswanda | DETaK

Darussalam– Akhir-akhir ini banyak berkembang berita mengenai kasus Covid-19 di Universitas Syiah Kuala. Berita tersebut menyebutkan bahwa terdapat 250 orang dosen dan staf USK yang terpapar Covid-19, 8 orang di antaranya meninggal dunia. Pemberitaan ini menimbulkan polemik di masyarakat karena mereka beranggapan bahwa lonjakan kasus tersebut baru terjadi dalam beberapa hari ke belakang. Kesalahpahaman tersebut terjadi karena masyarakat umumnya melihat berita secara sekilas. Akibatnya, muncul anggapan negatif kepada Universitas Syiah Kuala (USK).

Ketua Satgas Covid-19 USK, Marwan, memberikan klarifikasi mengenai berita tersebut kepada wartawan DETaK saat diwawancarai secara ekslusif melalui Zoom Meeting. Beliau menyebutkan bahwasanya saat Rektor USK disambangi awak media menyatakan bahwa kasus tersebut merupakan akumulasi sejak Maret 2020, bukan terjadi secara tiba-tiba. Beliau juga mengatakan bahwa beberapa media yang membuat pemberitaan tersebut juga menyebutnya sebagai kasus kumulatif.

Pihak USK sendiri juga telah mengklarifikasi hal tersebut melalui Humas USK. Selain itu juga ada pihak-pihak yang menanyakan secara langsung kepada pihak USK sehingga bisa dijelaskan saat itu juga. Perkembangan Covid-19 di USK sekarang memasuki gelombang kedua, puncak gelombang pertama ialah Agustus sampai September 2020 dengan total kasus rata-rata per bulan 35-40 kasus, setelah itu bulan berikutnya kurang dari 10 kasus per bulan. Puncak gelombang kedua ialah bulan Mei 2021 saat pertengahan bulan Ramadan, dengan total kasus mencapai 65 kasus tiap bulannya.

Meningkatnya kasus Covid-19 di USK beriringan dengan bertambahnya kasus Covid-19 di Provinsi Aceh yang terjadi sejak April 2021. Pada pertengahan April 2021 USK kembali menginstruksikan kuliah daring setelah sebelumnya sudah diadakan kuliah tatap muka untuk dua angkatan termuda yaitu angkatan 2019 dan 2020. Sejak awal, pihak USK telah mengantisipasi supaya kasus Covid-19 bisa menurun, namun karena banyaknya aktivitas sosial masyarakat selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri serta pasca lebaran sehingga kasus Covid-19 di Aceh meningkat.

Tracing atau pelacakan kasus dilakukan secara rutin untuk mengantisipasi perkembangan Covid-19, sehingga jika ditemukan kasus positif terbaru maka akan diisolasi atau diarahkan kerja dari rumah (work from home). Jika kasusnya terjadi di luar lingkungan kerja, maka tracing dilakukan di rumah.

Namun demikian, pihak USK tetap memfasilitasi kasus-kasus yang teridentifikasi khususnya dari kalangan civitas akademika USK. Per 4 Juni 2021 setidaknya sebanyak 255 kasus Covid-19 teridentifikasi di lingkungan kerja USK. Ada kemungkinan angka tersebut terus meningkat karena setiap hari kerja dilakukan tes dengan informasi terbaru mengenai perkembangan Covid-19 khususnya di USK diperbaharui setiap sore.

Upaya penanggulangan terus dilakukan pihak USK untuk meminimalkan kasus Covid-19 di antaranya melakukan isolasi mandiri bagi yang belum muncul gejala. Setiap unit kerja juga dihimbau agar selalu memantau staf dan karyawannya, jika ada kasus yang muncul gejala dan butuh perawatan maka akan diarahkan untuk dirawat dan akan selalu dipantau perkembangannya.

Lingkungan kerja di USK akan sering disemprotkan disinfektan dan mengintruksikan pekerja agar work from home minimal satu minggu sampai kondisi membaik. Selain itu para dosen dan staf juga selalu dihimbau untuk mematuhi protokol kesehatan. Antisipasi lain ialah mewajibkan vaksinasi untuk seluruh dosen dan staf. Sampai saat ini, sekitar 700-an dari total 3000-an dosen dan staf sudah divaksinasi.

“Kita selalu mengingatkan dosen dan staf untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Ke manapun mereka beraktivitas diharapkan menggunakan masker, sering cuci tangan atau pakai handsanitizer, jaga jarak, menghindari kerumunan, dan juga diminta untuk tidak keluar kota selain perjalanan dinas,” ungkap Marwan ketika diwawancarai tim DETaK Unsyiah pada Senin, 7 Juni 2021.

Proses pembelajaran pada tahun akademik mendatang masih menunggu arahan dari Dirjen Dikti sembari melihat perkembangan Covid-19 di USK. Hal tersebut akan diinformasikan kembali beberapa minggu sebelum semester ganjil dimulai. Harapannya perkuliahan pada tahun akademik mendatang dapat dilakukan secara tatap muka, meskipun akan dibatasi. Beberapa alternatif disiapkan untuk menyesuaikan keadaan, seperti kemungkinan adanya instruksi perkuliahan daring apabila di pertengahan semester nanti ternyata terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 selama masa perkulihan tatap muka berlangsung seperti yang terjadi pada semester genap 2021.[]

Editor: Teuku Muhammad Ridha