Devy Alya Pratama | DETaK Unsyiah
Banda Aceh– Tropical Forrest Conservation Action for Sumatera (TFCA-Sumatera) bekerjasama dengan Leuser Conservation Partnership (LCP) mengadakan diseminasi Paparan Media, empat mitra kerja TFCA-Sumatera “Jalan Panjang Pelestarian Hutan & Spesies di Aceh”, bertempat di Hotel Kriyad Muraya, Kamis, 19 Juli 2018.
Keempat mitra kerja TFCA-Sumatera yang hadir memaparkan materi berasal dari perwakilan Yayasan Ekosistem Leuser (YEL) yang mengangkat topik diskusi Perlindungan Rawa Tripa, Yayasan Leuser Internasional (YLI) dengan topik Perlindungan Kawasan SM Rawa Singkawang, Conservation Respon Unit (CRU) Aceh Perlindungan Habitat Gajah di Kabupaten Aceh Jaya, dan Forum Konservasi Leuser (FKL) yang melaporkan kinerja FKL dalam rangka Perlindungan Kawasan Ekosistem Leuser.
IKLAN
loading...
|
Darusman, selaku perwakilan TFCA-Sumatera dalam sambutan pembukaan acara mengungkapkan besar harapannya agar upaya konservasi yang ditempuh TFCA-Sumatera khususnya di Aceh dan mitra kerjanya dapat menjadi contoh rujukan upaya konservasi di Sumatera
“Harapannya kita bisa menjadi leading konservasi di Sumatera,” ucap Darusman sebelum mengakhiri kata sambutannya.
Dalam fokus diskusi kegiatan, T. M Zulfikar selaku pemateri dari YEL menjelaskan sejumlah perjalanan kinerja YEL dan TFCA-Sumatera yang sudah berjalan sejak tahun 2012 lalu. Ia menambahkan bahwasanya fokus TFCA-Sumatera bekerjasama dengan YEL konsen di bidang penyelamatan ekosistem hutan Rawa Gambut Tripa.
Nizar selaku pemateri dari Perlindungan Kawasan SM Rawa Singkil mengatakan YKL sudah bekerjasama dengan TFCA-Sumatera sejak tahun 2011 lalu, dan itu menjadi ajang perwujudan dari 2 komponen program yang dijalankan YKL.
Selanjutnya Direktur CRU-Aceh, Wahdi Azmi banyak menjelaskan berbagai upaya penanganan konflik gajah-manusia yang terdapat di Kabupaten Aceh Jaya. Sedangkan pihak FKL memaparkan sejumlah temuan dari kinerja rekan ranger FKL dengan membawa barang bukti berupa jerat satwa yang ditemukan di wilayah patroli FKL.
TFCA-Sumatera ini merupakan program pengalihan utang lingkungan/Debat for Nature Swaps (DNS) antara Pemerintah Amerika Serikat dengan Pemerintah Indonesia dengan dua mitra LSM sebagai swaps-DNS partner yaitu Conservation Internasional (CI) dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI).
Program ini menyediakan hibah bagi LSM lokal dan perguruan tinggi di Indonesia yang berfokus pada pembiayaan upaya konservasi, perlindungan dan restorasi hutan tropis secara berkelanjutan di Indonesia di tingkat bentang alam (lanskap). Dana hibah ini dirancang untuk meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam dan upaya-upaya konservasi, sekaligus membangun sumber mata pencarian yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal dan sekitar hutan yang menggantungkan dirinya pada sumberdaya hutan. []
Editor: Maisyarah Rita