Beranda Headline KPR Klarifikasi Isu Pemira

KPR Klarifikasi Isu Pemira

BERBAGI

Proses perhitungan suara di salah satu TPS Unsyiah, Selasa (19/7/2011) (Dok. DETaK)

DETaK | Darussalam – Banyaknya isu miring yang menerpa Pemilihan Raya (Pemira) Unsyiah, Selasa (19/07/2011) memaksa A.A Win Ariga Bungsu, Ketua Komisi Pemilahan Raya (KPR) angkat bicara. Isu miring itu seperti ancaman boikot Pemira, pengunduran jadwal pemilihan, memang cukup meresahkan. Untuk itulah, Win Ariga  menegaskan bahwa Pemira tetap berlangsung sesuai jadwal.

Terkait isu yang tidak jelas itu, Win Ariga malah mempertanyakan pihak mana yang berencana melakukan boikot. Karena menurutnya Pemira yang berlangsung di beberapa fakultas berjalan lancar, termasuk di fakultas hukum yang sempat dikabarkan terjadi boikot. “Di FH juga ada TPS dan di sana Pemira berjalan lancar,” ungkapnya.

Iklan Souvenir DETaK

Mengenai jadwal pemira yang diundurkan, Win mengatakan bahwa itu bukan pengunduran tapi itu hasil dari keputusan Sidang Umum (SU) pada bulan Juni yang lalu. Win juga mengatakan, Pemira sengaja tidak  dilaksanakan pada bulan Agustus dengan alasan Ramadhan, dan jika dilaksanakan pada bulan September itu sudah masuk ajaran baru yang berarti kepengurusan Pema periode sebelumnya semestinya sudah berakhir.

“Pema hanya setahun, jadi kalau dilaksanakan pada waktu masuk ajaran baru itu berarti Pema jalan melewati waktu yang sudah ditentukan,” Ungkapnya.

Ia juga menyampaikan alasan mengapa Pemira tidak dilaksanakan pada saat kuliah masih berlangsung. Menurutnya, hal itu dikarenakan hasil keputusan SU juga pada saat itu. Ia juga menambahkan, SU tidak dikatakan telat karena itu juga berasal dari Surat Keputusan (SK) rektorat yang mana itu masih dalam batas waktu kepengurusan berakhir.

“SU saja bulan enam, yang berarti masih ada kuliah, jadi tetap pemira diadakan setelah SU,”  tambahnya.

Berbicara masalah pemilihan anggota KPR yang diisukan dipilih oleh orang-orang tertentu, Win juga angkat bicara. Ia mengatakan, yang memilih anggota KPR adalah anggota SU yaitu Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM), Dewan Perwakilan Mahasiswa Umum (DPMU) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF). “Yang memilihnya adalah orang-orang  yang ada dalam sidang umum tersebut,” jelasnya.

Sedangkan untuk Kelompok Pelaksana Pemungutan Suara (KPPS), Win mengatakan sudah membuat open recruitment. Pembukaan rekruitmen sudah berlangsung pada 20 Juni 2011 yang lalu. Win mengatakan bahwa pengumuman di setiap fakultas sudah ditempel, namun publikasi tersebut hilang dengan sendirinya. Menurut Win ini sangat aneh. Padahal, ia mengaku sudah membuat sistem sejelas mungkin tapi masih ada juga yang menuduh mereka memilih-milih panitia dan tidak membuka rekruitmen. “Sepertinya ada mahasiswa yang ingin merusak pemira,” ungkapnya.

Dari hasil perhitungan suara, kandidat capresma No. 5 (Furqan Ishak Aqsa) berhasil memperoleh suara terbanyak di antara kandidat yang lain. Saat tim DETaK meminta data real dari kertas suara yang rusak dan yang sah, Win menyebutkan kertas suara yang sah sebanyak 3.700 suara, sedangkan kertas suara yang rusak ada 98 suara dari seluruh TPS yang ada. Win juga menyampaikan suara yang diperoleh tiap calon yaitu No. 1 mendapatkan 38 suara,  No. 3 mendapatkan 37 suara, No. 4 mendapatkan 1.098 suara dan No. 5 mendapatkan 2.602 suara. [Lisma L]