Riska Iwantoni | DETaK
Banda Aceh – Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Muhammad Fajarli Iqbal yang juga tercatat aktif sebagai jurnalis kampus di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers DETaK Unsyiah, berhasil menjuarai kompetisi Gema Lomba Karya Esai Nasional yang digelar di Bali, 21 November 2015.
Kompetisi yang diikuti oleh beberapa kampus ternama seluruh Indonesia itu diprakarsai oleh Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Bali. Kategori lomba terbuka untuk siswa dan mahasiswa, pemenang juara pertama tingkat siswa diraih oleh Dwi Suyoko dari SMA Purbalingga sementara untuk juara pertama kategori mahasiswa diraih oleh Muhammad Fajarli Iqbal dari Program Studi Bahasa Indonesia, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
“Saya merasa senang dan tidak menyangka bisa menang dalam even berskala nasional seperti ini,” kata M. Fajarli Iqbal, melalui sambungan telepon. Minggu, 22 November 2015.
Dikatakannya, ia merasa bangga bisa mengharumkan nama daerah dan universitas di kancah nasional. Meskipun berkali-kali sudah menjuarai kompetisi esai di berbagai tinggkat, baru-baru ini dia juga menjuarai lomba esai tingkat provinsi yang diadakan BEM Unsyiahdi rangkaian Unsyiah Fair 10 pada bulan Oktober lalu. Kendati demikian, dirinya mengaku masih harus banyak belajar untuk mengasah kemampuan analisisnya terhadap permasalahan yang dilombakan di even-even selanjutnya.
“Saya tidak menyangka bisa menang dengan peserta lain yang bersal dari kampus besar seperti UI dan UGM, penilaiannya pun dilakukan dengan sangat ketat namun dengan doa dari semua pihak Alhamdulillah saya keluar sebagai juara,” terangnya.
Naskah mahasiswa yang terpilih masuk finalis tersebut adalah dari universitas Muhammadiyah Purwokerto, universitas Gadjah Mada, universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, universitas Sebelas Maret, universitas Merdeka Blitar dan universitas Syiah Kuala.
Menurut keterangan yang didapat redaksi, pengumpulan naskah sudah dilakukan mulai tanggal 7 September sampai 7 November 2015. Naskah yang masuk dari tingkat siswa terhitung sampai 83 naskah sedangkan untuk tingkat mahasiswa naskah yang masuk berjumlah 139 naskah.
Naskah tersebut kemudian diseleksi oleh dewan juri melalui beberapa pertimbangan seperti bahasa, subtansi, dan cara penyampaiannya saat melakukan presentasi akhir. Dari seluruh naskah yang masuk, juri memilih delapan naskah terbaik baik dari tingkat siswa dan mahasiswa untuk dipresentasikan di depan juri pada 21 November 2015.
Pemenang lomba esai nasional tersebut mendapatkan trofi berupa piala ukiran khas bali, uang pembinaan, dan sertifikat. Delapan finalis yang dipanggil untuk mempresentasikan karyanya tersebut juga mendapatkan paket liburan selama sehari penuh untuk menikmati beberapa tempat wisata yang ada di Bali.[]
Editor: Riyanti Herlita