M. Fajarli Iqbal | DETaK
Banda Aceh – Suara deru lalu lalang kendaraan samar-samar terdengar saat kami memasuki halaman sekolah yang berbasis teknologi ini. Agak sulit untuk menemukan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Telekomunikasi ini jika tidak diperhatikan dengan seksama. Walaupun terletak di pinggir jalan dan bersanding dengan sekolah lain, sekolah yang satu ini sulit ditemukan karena penujuk arah ke sekolah masih kurang memadai.
Adalah SMK 5 Telkom, sekolah kejuruan teknologi yang terletak di jalan Pahlawan Nyak Makam Banda Aceh ini seakan luput dari perhatian pemerintah setempat. Betapa tidak, jika kita memasuki sekolah ini, kita akan disuguhi pemandangan dimana siswa belajar dengan fasilitas yang tergolong masih sangat kurang. Padahal sekolah yang satu ini haruslah berbasis teknologi, namun siswa masih belajar di ruang tradisional tanpa teknologi yang memadai.
Setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah, tepat 26 Agustus 2015 sekitar pukul 11.36 kami menginjakan kaki di sekolah ini dan mulai mengamati kegiatan siswa-siswi sekolah teknologi ini. Ada beberapa ruangan yang dipakai untuk ruang belajar dan yang lainnya untuk operasional sekolah seperti ruang kantor.
Sekolah yang sudah berdiri sejak 2009 dan diresmikan pada 2010 ini masih jauh dari kata sempurna untuk sebuah sekolah berbasis teknologi komputer. Sekolah yang masih meminjam ruang tetangga untuk belajar ini mencoba terus berdiri diantara kemegahan sekolah lain di sekitarnya. Padahal letaknya tak jauh dari kantor gebernur Aceh.
Cat tembok yang mulai mengelupas, kursi kayu yang sudah goyang-goyang, dan ruang kelas sederhana tanpa infocus, menjadi pemandangan pertama yang disuguhkan ketika kita memasuki ruang kelas SMK 5 Telkom ini.
Tak hanya ruang kelas, namun ruang lainnya pun tidak dimiliki oleh sekolah ini. Seperti ruang serba guna malah disekat dan dijadikan kelas. Dan tentu saja hal itu dilakukan karena sekolah yang memiliki 280 siswa itu hanya memiliki 2 kelas di lingkungan SMK 5 Telkom dan 8 kelas meminjam di SMA 12 yang terletak berseblahan dengan SMK 5 Telkom.
“Dulu kami belajar di sana Bang,” ucap Kiki, salah seorang alumni SMK 5 Telkom yang datang ke sekolah untuk melegalisasi ijazah. Ia menunjuk sebuah bangunan yang di sebelah sekolah yang masih dalam tahap pembangunan.
Kepala sekolah SMK 5 Telkom, Drs. Muhammad Husin mengaku bahwa sekolah yang ia pimpin masih memerlukan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Ia juga mengatakan bahwa bangunan yang sedang dibangun di samping sekolahnya itu bukanlah milik SMK 5 Telkom.
“Yang sedang dibangun itu bukan untuk SMK 5 Telkom, katanya itu akan dibangun tempat convensional center, semacam tempat belajar juga, yang jelas bukan untuk SMK kita,” ucap Husin.
Husin mengatakan bahwa sarana dan prasarana masih sangat kurang di SMK yang ia pimpin tersebut. Hal itu terlihat dari ruangan kelas yang belum dimiliki secara utuh oleh SMK 5 Telkom.
“Kalau sarana dan prasarana saya rasa memang masih sangat kurang di sini, khususnya peralatan praktek, ditambah lagi ruang kelas yang masih minjam ke sekolah lain” kata Husin saat ditemui di katornya Selasa 25 Agustus 2015.
Husin yang terlihat sibuk dengan aktifitasnya memeriksa berbagai macam berkas sekolah berhenti sejenak untuk mengobrol dengan kami. Pria berkatamata itu dengan ramah memberikan penjelasan mengenai sekolah yang ia pimpin tersebut.
“Sekolah ini memang baru, tapi kita punya banyak prstasi yang memang patut dibanggakan, seperti seperti juara satu tingkat nasional Lomba Kompetemsi Siswa (LKS) yang diadakan di Palembang,” lanjut Husin sembari menunjukan piala-piala hasil torehan prestasi anak didiknya.
Sekolah dengan basis teknologi komputer ini mempunyai dua jurusan, yaitu Teknik Jaringan Akses dan Rekayasa Perangkat Lunak. Kedua kejuruan ini sama-sama berbasis pada teknologi komputerisasi.
“Ada dua kejuruan yang kita punya, yang pertama itu Teknik Jaringan Akses dan Rekayasa Perangkat Lunak. Lulusan kita bisa melanjutkan kuliah dan tidak sedikit yang langsung bekerja di industri,” ucap Husin.
Menurut Husin, siswa yang sudah memiliki sertifikat ahli dari pusat, mereka bisa langsung terjun bekerja dalam ranah industri, tak hanya di Indonesia namun juga di seluruh asia tenggara. Dan SMK 5 Telkom sudah beberapa kali memiliki siswa yang mendapatkan sertifikat tersebut.
Kami pun berkesempatan untuk mewawancarai salah seoarang murid SMK 5 Telkom yang memiliki prestasi.
Ia adalah Haikal Maulana, siswa yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris di atas rata-rata ini mencoba memulai percakapan dengan bahwa Inggris.
“My name is Haikal student from class RPIX2,” itulah kalimat pertama yang ia ucapkan untuk mengawali percakapan kami.
“Basik kita kan komputer dan pemograman, teknologilah bang, makanya kita butuh fasilitas yang memadai untuk berkembang,” ucapnya sembari melempar senyum.
Siswa kelas 10 ini mengharapkan sekolahnya dapat lebih maju dan memiliki fasilitas yang memadai untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran yang memadai.[]
Editor: Mulya Riski Nanda