Karya : T. A. Rahman
Dapat kau bayang
Seekor anak manusia tenggelam dalam kebimbangan cinta
Malang nian nasib Rahman
Tak lama setelah hidup, dia menemukan pujaan hati
Yang menepi pada riak Krung Baru di depan perempatan sarang burung gereja
Rahman mati, burung-burung berduka
Hatinya pergi mengarungi lembaran tua tanpa tahu gadisnya
Langit mati di ufuk cakra menatap Rahman yang durja
Dengan seribu duka tanpa berujar kata
Rahman tinggalkan gadis harapnya pada tepian senja
Di perbatasan kota di ujung jembatan sana
Sembari mengutip kata-kata Pramoedya
Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun
Kau takkan pernah tahu, dan memang baiknya kau tak tahu
Sebab itu kutinggalkan kau yang terpaku sendiri ingin tahu sebabku
Aku pergi tanpa kau tahu tanpa kau menoleh padaku
Teriak rahman di ujung pilu
Tupin Batee 22 Januari 2016
T. A. Rahman, anak seorang Petani. Relawan KSR PMI Unit 01 Universitas Syiah Kuala. Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Syiah Kuala.