Beranda Artikel Tupolev Tu-144, Pesawat Komersial Sipil Pertama di Dunia yang Capai Kecepatan Supersonik

Tupolev Tu-144, Pesawat Komersial Sipil Pertama di Dunia yang Capai Kecepatan Supersonik

(Sumber: Ist)
loading...

Artikel | DETaK

Transportasi pesawat terbang, khususnya untuk penerbangan sipil, lebih ramai digunakan untuk perjalanan jarak jauh daripada transportasi lainnya dikarenakan efisien dan menghemat waktu. Tapi apa jadinya bila ada pesawat terbang yang memiliki kecepatan supersonik? Supersonik adalah kecepatan di atas kecepatan suara, biasanya diperkirakan 343 m/d (1.087 kaki/detik, 761 mpj, 1.225 km/j, di udara pada permukaan laut). Kecepatan lima kali di atas kecepatan suara disebut hipersonik. Lalu pesawat terbang sipil manakah yang memiliki kecepatan seperti itu? Tupolev Tu-144 adalah jawabannya.

Tupolev Tu-144 adalah salah satu pesawat terbang komersial pertama di dunia yang bisa mencapai kecepatan supersonik. Dikembangkan oleh Alexei Tupolev dan terbang perdana pada 31 september 1968, 2 bulan sebelum pesawat “pesaingnya” Concorde dari Inggris-Prancis. Di awal peluncurannya, pesawat hasil rancangan Alexei Tupolev ini sempat terkena tuduhan dari pihak Barat bahwa pesawat ini hasil dari jiplakan Concorde karena memiliki desain yang serupa dengan Concorde. Di sisi lain pesawat ini memiliki spesifikasi berkapasitas 120-140 penumpang (tetapi biasanya 70 ~ 80) dengan jumlah kru 3 orang, panjang 65,5 meter, lebar sayap 28,80 meter, area sayap 438,0 meter persegi, tinggi 10,50 meter, berat kosong, 85.000 kg, loaded berat 120.000 kg, maksimal berat lepas landas 180.000 kg, dan memiliki mesin turbofan Kuznetsov NK-144.

Pesawat ini juga pernah mendapat berbagai pencapaian yang gemilang, salah satunya kecepatan terbang hingga mach 2,3, meskipun kecepatan normalnya hanya 2,0 mach. Akan tetapi dibalik pencapaian gemilang yang diraih, terdapat beberapa kasus dimana pesawat ini mengalami kegagalan dan terpaksa untuk berhenti beroperasi.

Awal mula kegagalan pesawat ini dimulai ketika pada pertunjukkan Paris Air Show pada tahun 1973 yang di mana mengalami sebuah insiden kecelakaan dan disebabkan oleh manuver yang sangat beresiko. Sehingga pesawat ini harus melalui beberapa modifikasi dan produksi pesawat ini dihentikan untuk sementara waktu.

Dilansir dari situs simpleflying.com disebutkan bahwa pesawat ini memiliki beberapa kekurangan, di antaranya pesawat ini sangat boros bahan bakar dan memiliki jangkauan terbang yang lebih pendek daripada pesawat Concorde, lalu pesawat ini tidak memiliki kenyamanan yang lebih untuk para penumpang. Lalu, mesin dari pesawat ini sangat keras sehingga pesawat ini memiliki suara yang sangat menganggu, sehingga para penumpang harus mengeluarkan catatan untuk berkomunikasi satu sama lain. Dan pesawat ini juga memiliki kontrol yang sangat sulit dikendalikan daripada pesawat Concorde.

Tu-144 mulai digunakan sebagai pesawat kargo pada 1975 antara Moskow dan Alma-Ata. Dua tahun kemudian, pesawat penumpangnya mulai dioperasikan di antara kedua kota itu. Penerbangan hanya berlangsung selama 7 bulan setelah terjadi kecelakaan fatal kedua yang mengakhiri penggunaan pesawat ini. Setelah penerbangan komersial sipil terakhir pada 1 Juni 1978, Tu-144 yang masih tersisa didonasikan ke museum atau disimpan.[]

Penulis bernama Teuku Ichlas Arifin, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Ia juga salah satu anggota di UKM Pers DETaK Unsyiah.

Editor: Teuku Muhammad Ridha