Suara Mahasiswa | DETaK
Oleh Muhammad Ammar
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sejatinya merupakan aplikasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk melatih mahasiswa dalam hal pengabdian masyarakat, mengubah pola pikir lebih maju dan mengenalkan berbagai macam ilmu juga teknologi yang didapatkan di bangku kuliah.
Namun ada yang “BEDA” dengan KKN periode X di tahun 2016 ini. Tak seperti pada KKN periode sebelumnya dimana pihak universitas menyediakan dana khusus untuk setiap kelompok KKN. Tetapi pada tahun 2016 ini. Para mahasiswa KKN yang tersebar di Kabupaten Pidie hanya bisa menggigit jari dan merogoh isi dompetnya dalam – dalam.
Hal ini terjadi karena tidak adanya dukungan dana dari pihak universitas (Unsyiah) yang setidaknya mampu memberikan keringanan materi. Ironis memang jika dipandang dengan seksama, entah hal apa yang terjadi di kubu para penguasa.
Namun yang jelas, pandangan mahasiswa tertuju pada keberadaan dana yang tidak transparan. Tidak semua mahasiswa peserta KKN merupakan orang “berduit”, sebagian dari mereka hanyalah anak petani, buruh, dan sebagainya yang hidup berkecukupan. Mereka (peserta KKN) dituntut untuk membangun dan memajukan desa lokasi KKN dengan cukup banyak program kegiatan yang menguras energi dan materi, namun tanpa adanya dukungan dana dari pihak universitas…
Cukup disayangkan bukan?? Bagaimana tanggapan Anda??
Penulis adalah Muhammad Ammar Mahasiswa Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian (KKN P73).