loading...
Puisi | DETaK
Ketika matahari bersembunyi di balik mega
Kala itu langit berubah warna
Seorang kakek berjalan terengah-engah
Kini semesta mengguguh tongkatnya
Pancaran kilatnya menyambar, menggeluta seperti api
Halilintar membuat langit menangis di bara cahaya
Seorang kakek bertemu hujan
Tangannya penuh luka dengan darah
Seorang pemuda menatap tajam mendekatinya
Matanya bersinar sambil memberi payung
Mengarungi rupanya yang hilang dalam pilu
Menyesali lakunya bagaikan mesin waktu
Seperti langit di atas Aceh
Petang ini.
Penulis adalah Agika Putri mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Syiah Kuala. Ia juga aktif di UKM Pers DETaK Unsyiah sebagai anggota bidang Humas.
Editor: Sri Elmanita S.