Beranda Cerpen Hargailah Waktu

Hargailah Waktu

(Ist.)

Ardie Mawardi | DETaK

Sampah kertas ada di mana-mana, kamar tidur yang seharusnya rapi tetapi sekarang tampak seperti kapal pecah, buku-buku berserakan, baju, celana, kaos kaki, jaket dan barang-barang lainnya yang ada di kamar tercecer tidak pada tempatnya, sehingga wajar saja ibu selalu marah ketika masuk ke dalam kamarku.

Ya, aku sangat malas untuk membereskan kamarku selama satu minggu ini. Sebab, senin lusa aku akan tampil untuk mengikuti lomba vocal solo di Kotaku. Sorenya, aku ada ujian Bahasa Inggris dan malamnya aku harus menghadiri acara pesta ulang tahun pacarku, dimana aku telah berjanji untuk memberikannya sebuah lagu ciptaanku sendiri, dan sekarang tepatnya adalah hari minggu.

Sedangkan aku belum ada persiapan sedikitpun, sebab beberapa hari terakhir aku sedang asik dalam menulis di blog dan menggambar sebagai hobiku sejak dulu, dan terkadang aku juga sering bermain game PS untuk mengisi kegiatan malamku, karena aku sangat susah untuk tidur cepat, mungkin saja aku sudah terkena penyakit ‘Insomnia’.

Akhirnya di malam minggu itu aku memutuskan untuk tidak keluar rumah, seperti biasanya. Aku memilih untuk latihan dan belajar di kamar, dan mencari inspirasi membuat lagu yang akan ku persembahkan untuk pacarku nantinya. Tak lama, ibu masuk membawa kentang goreng dan segelas susu.

“Tumben, malam minggu kamu di rumah aja?,” tanya ibu kepadaku

“Iya ni bu, aku harus belajar untuk besok di hari senin, kegiatan aku banyak banget,” jawabku.

“Ya sudah, belajar terus yang rajin, ibu selalu doakan yang terbaik untuk kamu nak,” sahut ibu sambil memegang kepalaku.

“Iya bu, aku ingin membuat ibu bangga,” sambungku lagi.

Tak lama ibu keluar kamar dengan memberikan senyuman kasih sayang.

Jam terus berputar, sampai akhirnya aku pun merasa sangat lelah dan bosan. Aku bingung harus melakukan apa, akhirnya aku mencoba menghidupkan music rock dengan volume tinggi sambil bermain game PS. Tak terasa jam berputar sangat cepat, sampai akhirnya jam menunjukkan pukul 04.00 WIB. Karena lelah, aku pun ketiduran. Sinar matahari membangunkanku karena ibu masuk ke kamar dan membuka tirai jendela kamarku.

“Kamu lupa ya, hari ini hari apa, liat jam tuh! Dari subuh tadi ibu dah bangunin, cuman kamunya bandel gak mau bangun,” ucap ibu kepadaku dengan nada tinggi.

Ternyata jam telah menunjukkan pukul 09.00 WIB, dimana pukul 10.00 aku harus menghadiri lomba vocal solo. Akhirnya aku langsung bergegas untuk mandi dan tanpa sarapan aku pamit dengan ibu.

Perlombaan pun berakhir, dan akhirnya aku mendapatkan juara 3, dimana aku sangat menginginkan untuk mendapatkan juara 1, sebab ayah telah menjanjikan untuk memberikan gitar baru kepadaku. Tak lama setelah itu aku kembali mengikuti ujian Bahasa Inggris sorenya, sampai akhirnya aku pergi ke acara pesta ulang tahun pacarku dan memberikan lagu yang telah aku janjikan. Namun, dia agak sedikit kecewa karena aku menyanyikannya dengan tidak semangat, wajar saja aku lelah karena kurang istirahat dan tidak mendapatkan juara 1 saat lomba.

Setelah selesai dari acara tersebut, aku pulang ke rumah dengan ekspersi wajah yang lelah dan kecewa. Ibu menyambutku di depan pintu seperti biasanya, aku pun menceritakannya semuanya kepada ibu, bahkan tentang nilai Bahasa Inggrisku yang jelek.

“Itu semua adalah kesalahanmu, kamu terlalu menyia-nyiakan waktu, sampai akhirnya kamu lupa akan semua yang telah kamu rencanakan sebelumnya,” nasehat ibu kepada-ku.

Setelah itu, akupun sadar bahwa waktu sangat berharga, kerjakan apa yang memang penting untuk di kerjakan, sebab kita yang akan merasakan hasilnya sendiri. []

Editor: Maisyarah Rita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here