Shahibah Alyani | DETaK
Darussalam-Tim Malem Diwa Universitas Syiah Kuala (USK) menciptakan dua mobil listrik terbarunya, yaitu Glueh 1.0 dan Phui 1.0. Grand lauching kedua produk ini dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood pada Rabu, 10 Maret 2021. Selain secara luring, grand lauching ini juga disiarkan secara daring melalui akun instagram @malemdiwa_unsyiah.
Ragam Iqbal Tawakal, salah satu anggota tim yang berkesempatan diwawancarai oleh tim DETaK Unsyiah, mengatakan bahwa asal ide pembuatan mobil listrik ini adalah dari dorongan alumni Prodi Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala, Jefri Rosiadi, yang menjabat sebagai General Manager PT PLN Banda Aceh.
“Untuk pembuatan mobil ini, ini request dari GM PLN sebelumnya, ya. Jadi GM PLN itu juga alumni dari Teknik Mesin sendiri. Jadi ada namanya Bang Jefri, Bang Jefri itu sendiri yang minta kalau kita mahasiswa Aceh coba bikin mobil listrik dengan konsep city car. Jadi Bang Jefri itu sendiri mau kasih nampak kalau kita itu mampu,” ujarnya.
Sedangkan untuk nama dari kedua mobil listrik tersebut, Tim Malem Diwa memilih Glueh yang berarti kancil dan Phui yang berarti ringan. Kedua nama ini diambil dari Bahasa Aceh.
Dalam pembuatannya, Ragam mengatakan pembuatan dua mobil ini memakan waktu yang berbeda. Phui lebih cepat dibuat daripada Glueh.
“Berbarengan, cuma karena Phui itu ada versi sebelumnya jadi pembuatannya gak terlalu lama sekitar seminggu dengan komponen yang udah ada. Kalau untuk Glueh sendiri pembuatannya itu kurang lebih 6 bulan. Karena corona, 2 bulan kami break, vakum. Kalau bisa dibilang, intens-nya cuma 4 bulan aja,” lanjutnya.
Tingkat kesulitan yang dialami tim terletak pada pembuatan Glueh. Hal itu dikarenakan belum adanya pengalaman dalam pembuatan mobil listrik dengan konsep city car sehingga banyak celah yang belum diketahui.
“Palingan di Glueh sih, karena ini kan memang kendaraan pertama kami. Jadi untuk konsep city car sendiri kami sebelumnya belum ada pengalaman. Jadi banyak dari sisi sasis, pengereman, dan juga body itu sendiri, kami banyak nemuin masalah. Yang sebelumnya kami pake fiber glass, sekarang kami mainnya di besi plat, jadi banyak celah-celah yang belum kami ketahui,” jelas Ragam.
Tim pencipta mobil listrik ini diketuai oleh Muhammad Reza Arief (Teknik Mesin 2015), yang beranggotakan Fatur Rahmatsyah (Teknik Mesin 2015), Iqbal Maulana (Teknik Mesin 2016), Musrijal Tullah (Teknik Mesin 2016), Muhammad Ade Kurniawan (Teknik Mesin 2017), Ragam Iqbal Tawakal (Teknik Mesin 2017), Muhammad Tulus (Teknik Mesin 2017), Fitrah G. Pangidoan Hasibuan (Teknik Mesin 2018), Muhsil Anwar (Teknik Mesin 2018), dan Muhammad Haikal Mahadi (Teknik Mesin 2018). Adapun Iskandar dan Muhammad Tadjuddin selaku dosen pembimbing.[]
Editor: Indah Latifa