Nana Dahliati | DETaK
Darussalam- Sistem E-Voting yang baru pertama kali dilaksanakan menuai berbagai tanggapan dari mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK). Beberapa Mahasiswa menangggapi positif sistem e-voting ini walaupun masih banyak keterbatasan.
“Mengenai Pemira USK yang dilakukan secara online saya sendiri menanggapi merupakan solusi yang positif, ya. Di samping memudahkan mahasiswa/i untuk memilih juga dikarenakan pandemi yang membuat Pemira tidak dapat dilakukan secara offline seperti biasanya,” tutur Andrew Galota Saragih, mahasiswa Teknik Pertanian angkatan 2018.
IKLAN
loading...
|
Senada dengan Andrew, Rina Riannur, mahasiswa Agroteknologi angkatan 2017 juga menilai positif Pemira dengan sistem e- voting ini.
“Karena dilakukan secara online yang bisa diikuti kapan saja selama batas waktu masih ada, ini terasa lebih efisien, menghemat waktu dan tidak mengganggu aktivitas lainnya mahasiswa,” ujar Rina.
Beberapa mahasiswa Pertanian juga menilai sistem e- voting merupakan solusi yang baik di tengah pandemi walaupun masih banyak kendala dan keterbatasan.
“Pemira tahun ini berjalan dengan baik sih, kak. Cuman ya gitu semuanya via online. Sehingga visi dan misi para paslon banyak yang kurang tau karena hanya ditampilkan via Youtube. Biasanya kan kalo offline dari teman- teman di kampus juga suka bagi-bagi info soal visi dan misi para paslon. Tapi ya mau bagaimana lagi di masa pandemi ini cuman cara ini yang paling pas digunain buat voting,” kata Oknysa Putri, mahasiswa Jurusan Peternakan angkatan 2018.
“Kalo pendapat Khairi sih, sistem voting yang baru pertama kali dilaksanakan lebih efisien di waktu, jadi akan mengurangi golput juga. Soalnya kita bisa voting di manapun kita berada asalkan jaringan internet ada, tapi dari mahasiswa yang berada daerah pelosok yang jaringan internetnya suka timbul tenggelam ini yang jadi masalah terhambatnya memberikan hak suara,” ujar Khairi Umami, mahasiswa Jurusan Agribisnis Angkatan 2018.
Sementara itu, di antaranya juga terdapat mahasiswa Fakultas Pertanian yang menilai pemira secara E-Voting kurang sensasi dibandingkan Pemira secara offline.
“Tanggapan saya terkait Pemira tahun ini, tentunya sensasi dan suasananya kurang terasa wah. Namun hal itu juga bukan alasan untuk kita tidak semangat dalam pesta demokrasi di USK. Di sisi lain banyak teman-teman yang lokasinya di desa kesulitan sinyal untuk memilih, banyak teman-teman yang bingung dengan cara pemilihannya serta sistem down yang mengakibatkan sempat terhambatnya Pemira,” ungkap Amarullah Ambiya, mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian angkatan 2018.
“Biasanya kalau Pemira offline, kaya ada yang jagain, kemudian lebih teratur seperti ikut pemilu sesungguhnya, lebih menegangkan. Kalau Pemira online biasa aja, gak menegangkan,” ujar Safrina, mahasiswa Jursan Proteksi Tanaman Angkatan 2018.
Ketua Komisi Pemilihan Raya (KPR) Fakultas Pertanian, Eka Fitriadi menilai sistem e- voting memberikan keuntungan dan kemudahan kepada mahasiswa walaupun masih terdapat kekurangan.
“Menurut aku Pemira menggunakan sistem E-Voting memberikan kemudahan kepada seluruh mahasiswa USK untuk memilih calon Presma dan Wapresma yang akan datang. Di satu sisi memang memberikan keuntungan dan kemudahan kepada mahasiswa seperti tidak perlu ke kampus untuk mencoblos, tetapi bisa dilakukan dari mana saja dan kapan saja mau memvoting selama 3 hari ini baik itu pagi, siang maupun malam. Tetapi di satu sisi lagi terkadang di saat banyaknya mahasiswa melakukan voting, situs yang di akses terkadang error,” ungkap Eka.[*]
Editor: Indah Latifa