Mella Agustia | DETak
Darussalam-Para pedagang di kantin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) mengalami banyak kesulitan akibat dampak yang ditimbulkan oleh pandemi. Banyak kios-kios di FKIP yang tutup, hanya tersisa beberapa pedagang yang masih berjualan dengan menerapkan sistem take away atau delivery.
Idawani, salah satu pedagang di kantin FKIP mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada aturan atau surat edaran khusus dari pihak FKIP untuk pedagang yang berjualan ini, namun para pedagang ini memutuskan untuk tidak berjualan lagi atau menerapkan sistem delivery dengan kesadaran diri masing-masing.
IKLAN
loading...
|
“Kakak selama Covid ini emang susah kali pemasukannya, sangat kurang bahkan gak ada. Kalo dulu biasanya Kakak jualan dari Senin sampe Jumat, Sabtu sama Minggunya Kakak harus belanja lagi karena stok dagangannya sudah habis. Tapi kalo sekarang sangat susah, kadang sehari-hari pun tidak laku habis,” tuturnya.
Para pedagang di FKIP merasa kesulitan karena mahasiswa yang hadir ke kampus lebih sedikit dari biasanya. Dampaknya, pemasukan mereka menjadi menurun, terlebih tidak ada bantuan khusus dari pihak kampus untuk pedagang yang terkena dampak pandemi ini.
Muhadir, seorang tukang fotokopi di FKIP mengatakan bahwa dia sudah membuka usahanya sejak tahun 2007, tapi baru sekarang ia merasakan pemasukan yang kacau balau akibat pandemi. Pendapatan yang didapatnya tidak sampai seperempat dari biasanya. Karena hanya bersumber dari fotokopi, saat kampus diliburkan, hampir setahun Muhadir tidak mendapat pemasukan sama sekali.
“Harapan saya semoga pandemi cepat berlalu, keadaan kembali seperti semula. Mahasiswa semua tingkatan kembali lagi ke kampus bukan hanya leting 2019 dan 2020 saja, sehingga pemasukan kami-kami di sini kembali seperti sediakala,” tutupnya.[]
Editor: Della Novia Sandra