Artikel | DETaK
Era digital merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemunculan teknologi digital dan jaringan internet. Saat ini, perkembangan teknologi digital mengalami peningkatan dan kemajuan yang luar biasa pesat. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2018 didapatkan pengguna internet di Indonesia sebanyak 143,26 juta jiwa, terjadi kenaikan sebanyak 8 persen dari tahun 2017.
Adanya kemajuan tersebut membuat kehidupan manusia diwarnai dengan berbagai kemudahan, seperti kemudahan berkomunikasi dengan individu jarak jauh dan kemudahan dalam memperoleh informasi baru.
Tidak dapat dipungkiri, kemudahan-kemudahan tersebut mempengaruhi perilaku manusia secara umum. Mereka memiliki gaya hidup baru yang tidak dapat lepas dan jauh dari perangkat elektronik, khususnya ponsel pintar. Apabila penggunaan ponsel ini tidak dikontrol dengan baik, maka akan memicu timbulnya kondisi yang disebut dengan busy mind.
Busy mind terjadi ketika individu terpapar oleh arus informasi yang berlebihan. Jika dibiarkan maka akan menyebabkan information anxiety atau rasa cemas yang berlebih akibat tidak terkendalinya informasi yang masuk ke dalam otak (Triananda, 2015). Hal tersebut membuat daya konsentrasi individu menurun, lebih mudah lelah, menimbulkan rasa apatis terhadap orang lain, dan kesulitan untuk fokus pada hal-hal penting. Selain itu, individu juga akan lebih rentan terhadap stres.
Untuk mengatasi hal tersebut, individu perlu mengambil jeda guna merileksasikan pikiran. Salah satu bentuk relaksasi yang dapat dilakukan adalah meditasi. Meditasi adalah sekelompok teknik yang diatur oleh diri sendiri yang difokuskan pada mempertahankan perhatian dan kesadaran, dengan tujuan utama mencapai nilai lebih pada kenyamanan, ketenangan, dan konsentrasi (Johannes, Kurniadi, Tumboimbela, & Sekeon, 2018). Salah satu teknik meditasi yang saat ini sedang berkembang adalah meditasi kesadaran penuh (mindfulness meditation).
Kesadaran penuh adalah memberikan perhatian kepada hal-hal yang sedang dilakukan dengan bersifat terbuka dan fleksibel (Compton & Hoffman, 2013). Artinya individu sepenuhnya hadir, terlibat, dan sadar dalam kegiatannya sehari-hari. Aspek terpenting dalam kesadaran penuh adalah kesadaran akan suatu kejadian atau hal yang sedang dikerjakan tanpa adanya pertimbangan dan harapan terhadap hasil dan tujuan.
Ketika individu mindful maka mereka akan lebih terbuka akan pengalaman dan sudut pandang baru, serta memberikan perhatian terhadap proses kehidupan atau pengalaman hidup mereka sendiri begitu juga dengan hasil dan pencapaian tujuan. Sebaliknya, individu yang mindless pikirannya tidak fokus, tidak memberikan perhatian terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya, dan “keluar” dari kesadaran (Compton dan Hoffman, 2013).
Meditasi kesadaran penuh berfokus pada kesadaran, yaitu memberikan perhatian pada pengalaman sendiri tanpa adanya keterikatan dengan pengalaman orang lain. Meditasi ini mengajarkan individu untuk membiarkan pikiran dan sensasi mereka “terjadi”, lalu mengamati tanpa menghakimi, kemudian membiarkan hal tersebut hilang karena digantikan oleh pikiran dan sensasi lain.
Meditasi kesadaran penuh cocok diterapkan pada era digital, mengingat pada era ini mayoritas masyarakat menghabiskan waktunya dengan ponsel dan menerima banyak informasi dari berbagai sumber setiap harinya. Dengan menerapkan meditasi ini, akan berdampak pada pengurangan stres, peningkatan kesejahteraan diri, dan pengalaman hidup yang lebih baik. []
Penulis bernama Haya Nabilah. Ia merupakan mahasiswi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
Editor: Nurul Hasanah