Missanur Refasesa | DETaK
Darussalam- Pada Februari 2019 lalu, tim DETaK sudah mewawancarai kepala UPT. Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT. TIK) perihal presensi daring yang sudah mulai diberlakukan di Unsyiah sejak awal semester genap tahun 2019. Saat itu, daftar hadir daring tersebut baru bisa digunakan oleh tiga fakultas dari jumlah 12 fakultas yang ada di Unsyiah. Ketika itu pula, Nazaruddin selaku kepala UPT. TIK menyatakan jika sistem sudah optimal, maka presensi daring akan diberlakukan di semua fakultas pada semester ganjil tahun ini.
Rabu, 18 September 2019 memasuki minggu ketiga perkuliahan semester ganjil 2019, tim DETaK kembali menemui Nazaruddin di kantornya yang berada di gedung ICT-Taiwan.
“Semester ini sudah ada enam fakultas yang menggunakan absen online,” ungkap Nazaruddin.
Berbagai alasan menjadi penyebab mengapa tidak seluruh Fakultas bisa menggunakan sistem presensi daring di semester yang sudah direncanakan sebelumnya. Seperti Fakultas KIP, Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik Unsyiah yang masih menggunakan sistem lama yang diterapkan di fakultas mereka, “Semester ini mereka belum berani pakai karena masih ada sedikit kendala,” lanjut Nazaruddin.
Berbagai kendala juga dirasakan oleh mahasiswa yang sudah menggunakan presensi daring ini, seperti sistem error, serta keterbatasan fasilitas dan jaringan yang tidak tersedia di tempat mereka belajar.
“Kendalanya sih kuota, karena nggak semua mahasiswa ada kuota internet, terus juga wifi di kampus kadang lambat, bahkan di FISIP gedung baru emang belum ada wifi,” ungkap Alfi Nora salah satu mahasiswa FISIP. “Enaknya kalau masih di jalan langsung bisa absen, dan orang juga nggak bisa nitip absen lagi,” sambung Nora.
“Pernah dosen nggak bisa absen kami bisa, kami nggak bisa dosen bisa. Akhirnya kami pakai absen manual, tanggapan dosen beda-beda sih ada yang anggap penting ada juga yang enggak,” tutur Nana mahasiswa Fakultas Pertanian.
Menurut Nazaruddin, di awal perkuliahan semester ganjil 2019, pihaknya memang beberapa kali menerima pengaduan dari mahasiswa terkait sistem yang error saat hendak mengisi daftar hadir, namun sejak seminggu yang lalu mereka sudah menggunakan mesin baru yang dapat memperkecil kemungkinan galat. Kedepannya, pihak UPT. TIK berencana akan mengembangkan sistem tersebut dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) supaya mahasiswa yang bisa mengisi daftar hadir hanya mereka yang berada dalam radius jarak tertentu.
Kendala jaringan dan Fasilitas juga berdampak pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) yang memiliki gedung baru, namun belum dilengkapi oleh Fasilitas yang menunjang penggunaan sistem daring ini. Padahal di semester sebelumnya, Fakultas MIPA merupakan salah satu dari tiga fakultas yang menggunakan presensi daring tersebut.[]
Editor: Cut Siti Raihan