M Fajarli Iqbal | DETaK
Darussalam – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang disengketakan oleh Safutra Rantona selaku Alumni Unsyiah sekaligus aktivis Sekolah Anti Korupsi Aceh (SAKA) sudah masuk tahap mediasi. Menurut Rantona ia telah melayangkan surat permohonan jauh-jauh hari sebelum mengsengketakan Unsyiah namun apa hendak dikata, pihak termohon tidak menggubris surat tersebut.
Menurut informasi yang diperoleh detakusk.com ada beberapa hal yang menjadi alasan pihak rektorat tidak memberikan data yang diminta oleh pemohon. Salah satunya adalah identitas pemohon. Menurut rektorat dalam hal ini disampaikan pembantu rektor bidang keuangan, Unsyiah tidak memberikan data tersebut karena pemohon tidak mempunyai kapasitas untuk meminta data keuangan Unsyiah.
“Identitasnya tidak jelas, pekerjaannya swasta tapi minta data Unsyiah untuk dianalisis kan ngak ada hubungannya, ngak masuk akal, ini sudah seperti pola intelijen,” jelasnya pada kru detakusk.com saat ditemui di kantornya Senin 30 Maret 2015.
Pembantu Rektor II (PR II) dalam hal ini Husni Djalil mengatakan bahwa pemohon seperti sengaja membawa nama pribadi saat memohon data keuangan Unsyiah namun ketika disengketakan pemohon membawa nama lembaga, menurutnya ada agenda tersendiri di belakang ini.
“Kalau dari awal dia bawa nama lembaga pasti kita berikan datanya, apalagi terkait informasi publik,” lanjut Husni yang juga akademisi hukum ini.
Editor: Riska Iwantoni
Baca juga: Ini Alasan Unsyiah Tak Hadiri Sidang Sengketa Pertama | Pakar Hukum: Informasi Kampus Harus Terbuka |PPID di Badan Publik Adalah Perintah Undang-Undang | Unsyiah Seharusnya Miliki PPID | Sengketa Informasi Unsyiah Berlanjut ke Tahap Mediasi | Sengketa Informasi Unsyiah Berlanjut ke Tahap Mediasi | 10 Data Unsyiah yang Disengketakan SAKA | SAKA Sayangkan Unsyiah Enggan Hadiri Sidang KIP
