Febby Andriani | DETaK
Darussalam– Kepala Bagian Pelayanan Kesejahteraan Mahasiswa dan Alumni Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Fahcruddin mengatakan meski tahun ini beasiswa bidikmisi digantikan oleh Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) mahasiswa penerima bidikmisi sebelumnya tidak perlu melakukan pengurusan ulang. Namun menurutnya kondisi tersebut belum pasti karena belum adanya informasi lebih lanjut.
“Kita tidak tahu ganti agenda pemerintah. Mahasiswa yang penerima bidikmisi harus punya KIP-K atau tidak. Jika iya, maka mereka harus mendaftar di sistem dan baru dikeluarkan kartunya. Namun logikanya tidak mungkin tidak dikeluarkan KIP-K itu walaupun terjadi apapun harus diberikan kartu tersebut,” kata Fachruddin saat dijumpai di kantornya, Selasa, 25 Februari 2020.
Sekitar 4000 mahasiswa Unsyiah menjadi penerima beasiswa bidikmisi. Tahun 2019 kuota penerimaan mahasiswa bidikmisi sebanyak 1700 mahasiswa. Fachruddin menuturkan bahwa kuota penerimaan KIP-K tahun ini tidak bisa disandarkan dengan jumlah tahun-tahun sebelumnya sebab adanya sistem seleksi yang lebih kompleks dibandingkan dengan bidikmisi.
“Sekarang kita sulit, kalau tidak ada KIP-K tidak bisa didaftarkan siswanya di beasiswa tersebut. Secara otomatis terfilter lagi orang-orang yang mau masuk ke situ. Namun kita berdoa saja mudah-mudahan calon penerima benar-benar orang miskin dan orang yang berprestasi,” ujar Fachruddin.
AR, siswa yang sedang menempuh pendidikan SMA di Banda Aceh mengatakan dirinya tidak mengalami kendala saat mendaftar KIP-K sebab ia sebelumnya sudah terdaftar sebagai penerima bantuan sosial. Kendala tersebut justru ada pada informasi pembukaan KIP-K yang berubaha-ubah dan perbaikan server yang terlalu lama.
“Saya sendiri tidak mengalami kendala. Teman-teman saya yang lain mengalami kendala karena tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial, ” tuturnya melalui pesan WhatsApp. []
Editor: Missanur Refasesa