Riska Iwantoni | DETaK
Banda Aceh – Memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Unsyiah berorasi dan menyampaikan petisi kepada ketua DPRA, Rabu, 20 Mei 2015 lalu.
Petisi tersebut ditujukan kepada Presiden Jokowi yang berisikan tuntutan dan mendesak DPRA untuk membuat komitmen terhadap janji-janji yang pernah terucap oleh Jokowi terhadap Aceh.
“Kami datang kesini untuk menemui pak ketua DPRA, bukan yang lain. Dan kita ingin DPRA memastikan bahwa petisi kita harus sudah terkirim ke pemerintah pusat,” seru Taufik, salah seorang orator aksi di depan Gedung DPRA.
Irwan Djohan mewakili ketua DPRA yang menemui massa mengatakan akan menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan mahasiswa tersebut dengan sebaik mungkin.
“Kebetulan pak ketua sedang tidak ada disini, karena sedang keluar kota. Beliau meminta saya untuk mendengarkan aspirasi teman-teman mahasiswa,” jelas Irwan Djohan kepada massa aksi.
Tidak puas dengan penyataan tersebut, mahasiswa kemudian meminta untuk wawancara langsung dengan ketua DPRA melalui telefon untuk menyampaikan tuntuan terhadap kebijakan yang dilakukan Jokowi. Mahasiswa menilai pembangunan infrastruktur di Aceh, seperti pembuatan rel kereta api yang terkesan seperti proyek bongkar pasang, pembangunan pembangkit listrik tenaga air, pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) belum jelas realisasinya.
“Padahal update terakhir Aceh sudah dapat bantuan dari Jerman sebesar 2 Triliun untuk pembangunan Geothermal”, kata Hashfi, koordinator aksi.
Dialog dengan wakil ketua DPRA ini berlangsung alot dan rencananya akan berlanjut ke tahap mimbar bebas pada jumat, 21 Mei 2015 di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh dengan dihadiri staf DPRA untuk membahas hasil dari tuntutan mahasiswa.
Berangkat dari semangat Kebangkitan Nasional, mahasiswa mengaku perlu sekiranya kita melihat kembali kondisi kebangsaan hari ini, selama pemerintahan era Jokowi banyak masalah yang hadir, seperti fruktuasi harga BBM, depresiasi nilai tukar rupiah, pembangunan infrastruktur, dan masalah kompleksitas hukum.[]
Baca juga: Hari Kebangkitan Nasional, Aliansi BEM Unsyiah Evaluasi Kinerja Jokowi
Editor: M. Fajarli Iqbal