Beranda Headline Hari Kebangkitan Nasional, Aliansi BEM Unsyiah Evaluasi Kinerja Jokowi

Hari Kebangkitan Nasional, Aliansi BEM Unsyiah Evaluasi Kinerja Jokowi

BERBAGI

Riska Iwantoni | DETaK

IMG_9139 - Copy
Mahasiswa saat menggelar aksi di simpang lima Banda Aceh. (Riska Iwantoni/DETaK)

Banda Aceh – Memperingati hari kebangkitan nasional, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Unsyiah melakukan aksi demo dan orasi dengan pengawalan ketat pihak kepolisian di bundaran simpang lima Banda Aceh, Rabu, 20 Mei 2015.

Dalam aksinya, mahasiswa menuntut agar presiden Jokowi segera mereshuflle kabinet yang kinerjanya dianggap selama ini tidak maksimal, dan meminta jokowi untuk segera menyelesaikan permasalahan rakyat aceh serta melaksanakan semua janji yang berkaitan dengan Aceh.

Iklan Souvenir DETaK

Koordinator Aksi, Hashfi Hamdani mengajak elemen mahasiswa dan masyarakat Aceh untuk bersama konsisten mengawal jalannya  pemerintahan Jokowi untuk memberikan hal yang positif demi kelangsungan hidup masyarakat. Menurutnya, sejarah peristiwa 20 Mei 1908 merupakan titik pangkal dari kegiatan perjuangan nasional bangsa Indonesia.

“Peristiwa yang ditandai oleh berdirinya sebuah organisasi yang bernama Budi Otomo itu kemudian dikenal sebagai Hari kebangkitan Nasional Indonesia,” terangnya.

Setelah melakukan orasi di simpang lima Banda Aceh, mahasiswa kemudian melanjutkan aksinya ke gedung DPRA dengan berjalan kaki untuk menyampaikan petisinya lansung kepada ketua DPRA, Huharrudin.

Suasana yang awalnya berjalan tertib, sempat memanas karena mahasiswa kesal tidak dapat betemu langsung dengan ketua DPRA karena alasan sedang ke luar kota. akibatnya sempat terjadi saling dorong dan adu mulut dengan pihak keamanan.

“Kita akan dengarkan aspirasi kalian dan sampaikan, karena kebetulan ketua DPRR sedang ke luar kota hari ini,’” ujar Irwan Djohan, menemui mahasiswa mewakili ketua DPRA.

Irwan Djohan saat membaca petisi yang berisi tuntutan mahasiswa mengenai evaluasi kinerja Jokowi untuk Aceh. (Riska Iwantoni/DETaK)
Irwan Djohan saat membaca petisi yang berisi tuntutan mahasiswa mengenai evaluasi kinerja Jokowi untuk Aceh. (Riska Iwantoni/DETaK)

Radhianto, orator aksi menyayangkan kejadian tersebut, karena awalnya seluruh BEM sudah sepakat untuk tidak anarkis selama orasi, menurutnya hal ini disebabkan oleh oknum-oknum yang ingin mengacaukan berlansungnya aksi yang diikuti oleh BEM FT, BEM FH, BEM FE, BEM FISIP, BEM FKP, BEM FK, BEM FKG, dan BEM Unsyiah tersebut.

“Kita tidak bisa katakan itu dari keamanan maupun mahasiswa, tapi yang jelas itu adalah oknum-oknum yang ingin mengacaukan aksi kita hari ini,” jelas Anto, kepada detakusk.com usai berorasi.[]

Editor: M. Fajarli Iqbal