Gemerlap Unsyiah Fair
Tanpa terasa, perhelatan Unsyiah Fair telah memasuki tahun ke-enam. Berbagai peningkatan dan mutu kegiatan semakin ditingkatkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Bukan hanya omong kosong. Bukti peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas itu terlihat jelas saat Unsyiah Fair berlangsung pertengahan April 2010 lalu. Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood tersebut terlihat ramai dikunjungi banyak kalangan, baik mahasiswa, pelajar maupun masyarakat umum.
Kegiatan yang diadakan oleh PEMA tersebut dibuka langsung oleh Rektor Unsyiah, Prof Dr Darni M Daud MA.
Menurut Langgeng Somiyanto, selaku ketua panitia Unsyiah Fair, Unsyiah Fair kali ini terbagai dalam empat kegiatan utama. Pertama; Pekan Olahraga Mahasiswa (POM), seperti badminton, sepak bola dan sepeda santai. Kedua; Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM), seperti lomba nasyid, kaligrafi dan karikatur. Ketiga; Pekan Intelektual Mahasiswa (PIM), dimana pada kategori ini diadakan lomba Karya Tulis Ilmiah, debat english dan english game. Dan ke empat adalah expo atau pameran, diaman focus utamanya adalah buku akan tetapi juga ada usaha kecil menengah.
“Unsyiah Fair ini berbeda dengan Unsyiah Fair tahun lalu, tahun ini diadakan di gedung AAC Dayan Dawood sedangkan tahun lalu di gelanggang mahasiswa Unsyiah. Selain itu, di tahun lalu ada 14 stand yang ikut berpartisipasi sedangkan sekarang ada 64 stand yang ikut berpartisipasi,” ungkap Langgeng.
Namun begitu, sebut Langgeng, Unsyiah Fair belum memenuhi target awal. Karena, peserta yang ikut terlibat dalam kegiatan ini hanya 43, padahal undangan yang disebar sebanyak 152. ”Seperti Toko buku, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan himpunan-himpunan yang ada di Unsyiah sangat diharapkan terlibat, namun kurang mendapat respon sehingga banyak ruang atau stand yang disediakan panitia tidak terisi,” ujarnya.
Akan tetapi, sambung mahasiswa Fakultas Ekonomi ini, pihaknya tetap bersyukur karena pengunjung yang hadir sangat ramai. Bahkan pengunjung Unsyiah Fair mencapai 1000 orang per hari. Hal ini tentu dapat dilihat dari buku tamu yang disediakan.
Meriah
Kemeriahan Unsyiah Fair kali ini memang begitu terasa. Selain banyaknya stand dibanding tahun lalu, beragamnya perserta stand juga menjadi daya tarik tersendiri, dan tentunya ada banyak diskon bagi para pengunjung. DETaK sempat mengunjungi beberapa stand pameran, seperti stand LDK FISIP, stand Rumah Ilmiah, stand Mapala Leuser, stand Varitech (komputer) dan stand PT Indosat tbk.
Saat berkunjung ke stand Mapala Leuser, DETaK diterima langsung oleh Mukhiyar Ali dan Yandi Saputra. Keduanya mengaku tujuan utama Mapala Leuser mengikuti Unsyiah Fair adalah untuk ikut berpartisipasi dan memeriahkan acara tersebut. Selain itu, keikutsertaan ini ingin menampakkan bahwa UKM Mapala Leuser masih ada dan tetap eksis di Unsyiah. UKM Mapala Leuser sendiri telah mengikuti Unsyiah Fair sebanyak empat kali. Bahkan pada perhelatan Unsyiah Fair ke-empat, stand Mapala Leuser menjadi stand tervaforit.
Kemerihan Unsyiah Fair kali ini juga dibenarkan Mukhiyar dan Yandi. Menurut kami tahun lalu lebih meriah dari tahun ini dilihat dari segi perlengkapan UKM ini, kedepannya kami berharap standnya di luar dan di buat teratak juga lebih bagus kalau d pasang tenda”.
Setelah mengunjungi stand Mapala Leuser, DETaK kembali memasuki salah satu stand pameran, kali ini stand komputer milik Varitech. Ada hal menarik, dalam pantauan DETaK, banyak pengunjung yang memasuki stand ini. Ternyata, selain dapat melihat berbagai jenis laptop/notebook jenis terbaru (khususnya Toshiba), pihak stand juga memberi diskon yang lumayan menggiurkan. Maklum, diskon yang diberikan atau cash back mencapai Rp Rp 150.000 hingga 3.500.000 rupiah.
Namun begitu, sebesar apapun diskon yang diberikan, daya jualnya tetap rendah. Pernyataan itu dilontarkan salah seorang penjaga stand varitech, Muslim. Menurutnya, prospek penjualannya agak sepi dikarenakan yang mengunjungi event ini hampir 90 persennya adalah mahasiswa sehingga daya belipun agak kurang. ”Daya beli hanya 30 persen. Semua hasil penjualan belum memenuhi target yang diinginkan,”ungkap Muslim sambil membagikan brosur laptop kepada setiap pengunjung lewat.
Dalam hal pelayanan, Muslim mengaku sudah lumayan baik, hanya saja fasilitas listriknya saja yang kadang-kadang terganggu.
Setelah puas melihat berbagai jenis laptop di stand Varitech, SETaK mencoba melihat beberapa stand lainnya. Kali ini, DETaK menuju salah satu stand di ruang VIP. Seorang wanita cantik dan seorang pemuda tampan dengan ramah menyapa DETaK. Mereka adalah penyambut tamu dari stand BRI SYARIAH.
Founding Officer BRI Syariah, Ruri Maulida, kepada DETaK mengatakan bahwa di acara ini pihak BRI mempromosikan program hujan ’’Hujan Emas’’ bagi seluruh nasabah. Dan ternyata, selama 4 hari mengikuti Unsyiah Fair, tercatat 40 nasabah baru telah membuka rekening.
Saat DETaK mencoba bertanya tentang Unsyiah Fair, Ruri mengkau puas dan senang mengikuti Unsyiah Fair. ”Hanya saja, AC dan pencahayaannya agak kurang. Akan tetapi untuk keamanannya sudah bagus,” imbuh Ruri.
Lain halnya di stand PT. indosat. Menurut salah seorang staf Indosat, Rukmini, tujuan utama pihaknya mengikuti Unsyiah Fair untuk meningkatkan komunikasi di kalangan mahasiswa serta aktifasi internet. ”Kami baru pertama kali berpartisipasi di Unsyiah Fair ini, namun Alhamdulillah prospek penjualannya bagus dan sudah sesuai dengan target yang diinginkan.
Permasalahan yang diutarakan terkait fasilitas, pernyataan Rukmini tidak jauh berbeda dengan Ruri Maulida dari stand BRI Syariah. Kondisi agak panas karena AC yang kurang. Begitu juga dengan fasilitas toilet yang belum ada sehingga untuk buang hajat dan mengambil wudhu untuk sholat agak susah.
Selanjutnya DETaK menuju stand Rumah Ilmiah. Yaitu sebuah stand yang menyediakan banyak jenis buku. Diskon besar-besaran pun diberikan bagi para pengunjung, mulai dari 20 persen, 30 persen hingga diskon sebesar 50 persen.
Kemeriahan di stand ini begitu terasa karena ramainya pengunjung. Sari, salah seorang yang terlibat di stand Rumah Ilmiah, mengaku bahwa pengunjung distandnya memang sangat meriah, sangat berbeda saat berada di toko yang terkesan sepi.
Kemeriahan ini dibenarkan salah seorang pengunjung, yaitu Rini Karmila. Mahasiswa Fakultas kedokteran ini sangat senang bisa melihat buku-buku terbaru yang disediakan stand Rumah Ilmiah, apalagi sebagain buku yang ditawarkan diberi diskon.
Luar biasa. Mungkin gambaran ini yang bisa kita lihat saat pergelaran Unsyiah Fair. Memang jauh berbeda dari pergelaran Unsyiah Fair sebelumnya. Namun begitu, masih banyak permasalahan yang harus dibenahi untuk penyelenggaraan Unsyiah Fair kedepannya. Termasuk permasalahan pendingin atau AC, fasilitas toilet hingga berbagai permasalahan lainnya, termasuk masalah uang sewa.
Kesuksesan Unsyiah Fair ini memang masih meninggalkan pekerjaan bagi panitia, termasuk Unsyiah. Maklum, minimnya dana menjadi permasalah utama setiap kali mengadakan perhelatan besar.
Menurut ketua Panitia, Langgeng Somiyanto, biro kemahasiswaan dan rektorat sangat minim memberikan dana. Karena itu panitia berusaha mati-matian mencari dana tambahan melalui sponsor, itupun dalam jumlah yang terbatas dan diberikan saat acara sudah sangat dekat.
”Tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan untuk acara ini. Khususnya dalam hal penyewaan gedung. Selama seminggu kegiatan Unsyiah Fair, uang yang harus dikeluarkan untuk sewa gedung mencapai Rp 54.340.000,” ungkap Langgeng.
Kondisi ini memang menjadi keprihatina bersama. Padahal kegiatan ini untuk kemjauan Unsyiah sendiri, namun panitia yang juga berasal dari Unsyiah ternyata harus tetap membayar uang sewa yang mahal. ”Seharusnya pihak Unsyiah bisa memberi diskon bagi panitia, sehingga kami sebagai peserta yang sebagian besar dari Unsyiah juga tida merasa terbebani dengan biaya sewa sebesar 200 ribu hingga 1 juta rupiah,” kata salah seorang ketua stand yang tidak ingin disebutkan namanya.
Akankah Unsyiah Fair mendatang akan lebih baik (khususnya dalam hal penyewaan gedung) dari tahun ini? Semoga!
DETaK | Maya Utary dan Fida Suherna
Short URL: https://detak-unsyiah.com/?p=856