Dies Natalis Unsyiah Ternodai
Sayed Jamaluddin | DETaK
Banda Aceh - Malam kesenian Dies Natalis Unsyiah yang digelar di gedung AAC Dayan Dawood, Senin (28/11/2011) malam menampilkan berbagai tarian Aceh. Di antaranya tarian Likok Pulo dari Fakultas Hukum (FH), Rapai Geleng, tarian Kreasi dari FKIP dan tarian Seudati dari Unsyiah. Semua tarian yang ditampilkan malam itu mendapat respon positif dari seribuan penonton yang memadati gedung AAC Dayan Dawood.
Namun, penampilan seudati dari mahasiswa Unsyiah ternodai dengan isi syair yang meminta penonton untuk mendukung Darni Daud maju sebagai calon Gubernur Aceh periode 2012-2017.
Muda Bentara, salah seorang mahasiswa jurusan komunikasi FISIP Unsyiah mengatakan, hal itu merupakan bentuk nepotisme rektorat dengan menggunakan instrumen kampus dalam rangka mempopulerkan diri. “Politik menggunakan instrumen sanggar seni itu ‘kan sangat ampuh. Tadi (malam) menggunakan instrumen seudati, syair Aceh, peunutoeh Aceh untuk mengangkat namanya. Semoga pak Darni terpilih (bunyi salah satu bait syair dalam tarian seudati tersebut, -red), itu hal yang nggak penting,” ujarnya.
Sementara itu Furqan Ishak Aqsa, presiden mahasiswa (presma) Unsyiah menyayangkan momen itu digunakan untuk kepentingan politik Pilkada. “Kita sepakat kampus harus netral dari kepentingan politik. Siapapun boleh maju sebagai calon gubernur, tapi itu tak boleh diekspos di event yang diadakan di kampus,” tuturnya.
Dia juga mengecam isi syair yang dibawakan oleh pemain seudati dari Unsyiah tersebut. “Itu merupakan sebuah ambisi kekuasaan yang tinggi ditunjukkan oleh rektor kita saat ini,” ujar Furqan.
Terkait hal apakah syair seudati yang berisi ajakan untuk memilih Darni untuk menjadi Gubernur Aceh, Furqan mengatakan terlalu dini kalau menganggap hal itu sebagai kampanye gelap. “Karena dia baru bakal calon gubernur, belum menjadi calon (gubernur),” tutupnya. []
Short URL: https://detak-unsyiah.com/?p=3417
sambil menyelam minum tuwak juga pak prof ya???
teugeh na umoe,,hayaaak laju hehehe