Artikel | DETaK
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mampu mengubah pola kehidupan masyarakat dalam hal pemenuhan informasi dan bersosial. Segala bentuk informasi dapat menyebar secara cepat bahkan sulit untuk dikontrol. Internet dapat memudahkan penggunannya untuk bertukar informasi tanpa harus bertatap muka satu sama lain. Selain itu adanya internet juga mendorong munculnya berbagai media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan sebagainya.
Setiap tahunnya, penggunaan teknologi komunikasi seperti internet di Indonesia terus meningkat. Pada November 2015, Indonesia mencapai 78 juta orang dan menduduki peringkat keempat terbanyak di Asia setelah China, India dan Jepang dalam penggunaan internet. Data ini diperoleh dari Internet World Stats. Sedangkan menurut survey dari We Are Social, data pengguna internet di Indonesia pada Januari 2016 mencapai 88,1 Juta dengan 79 juta di antaranya merupakan pengguna media sosial aktif dan hampir 50% penggunanya adalah remaja berusia 13-29 tahun.
Teknologi komunikasi bermanfaat untuk keperluan dalam belajar, dan sebagai media untuk berkomunikasi dengan teman sebaya, fungsi lainnya juga sebagai media untuk berbagi foto maupun video. Media sosial yang terpopuler pada tahun 2014 adalah Instagram. Instagram merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mengirim foto atau video. Fajrina (2016) mengemukakan bahwa penggunaan media sosial instagram terus bertambah jumlahnya. Selanjutnya Hidayatullah (2014) mengatakan bahwa pengguna media sosial di Indonesia dalam kurun waktu satu hari mereka dapat mengirim paling sedikit 51.500 foto ke instagram.
Penggunaan media sosial di kalangan remaja pada saat ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari lagi. Hampir setiap hari remaja mengakses media sosial. Menurut Aryaguna, remaja memiliki alasan mengapa mereka menggunakan media sosial, karena hal ini sesuai dengan perkembangan remaja itu sendiri, bahwa remaja lebih mudah untuk mengikuti suatu perubahan atau perkembangan yang terjadi termasuk perkembangan media sosial. Pengiriman foto atau video ke dalam media sosial, membuat remaja terhubung dengan orang lain secara luas, sehingga kebutuhan remaja untuk menjalin relasi sosial dengan orang lain akan dapat terpenuhi dan juga tidak hanya untuk sekedar mencari informasi akan tetapi menyampaikan kegiatan yang mereka lakukan.
Remaja merasa senang atau terhibur ketika melihat hasil posting mereka baik berupa foto atau video yang menarik, khususnya yang lucu-lucu, kebutuhan ini merupakan contoh dari kebutuhan play. Kebutuhan play merupakan kebutuhan untuk bersenang-senang dengan orang lain tanpa memiliki tujuan tertentu. Seperti saat ini banyak fitur instagram yang digunakan remaja untuk mengunggah hal-hal yang berbau humor seperti menambahkan foto maupun video pada unggahan stories, kemudian menggunakan aplikasi Tik Tok, Musical.ly dan lainnya. Kemudian adanya kebutuhan understanding yaitu kebutuhan untuk menunjukkan ketertarikan dalam pengetahuan dan informasi. Hasil survey menunjukkan bahwa selain mendapatkan tanggapan dari orang lain, melalui instagram mereka juga dapat membagikan informasi kepada orang lain. Hal ini didukung dengan adanya fitur caption yang memungkinkan individu untuk memberikan judul maupun keterangan lebih lanjut tentang foto atau video yang dikirim (Murray dalam Schultz, 2008).
Kebutuhan untuk membuat suatu kesan seperti, dapat dilihat, didengar, membuat orang lain tertarik, kagum, terhibur, kaget, terpesona dan terpikat dikenal dengan kebutuhan exhibition. Hal ini merupakan kebutuhan umum yang dialami oleh remaja yaitu kebutuhan akan pengakuan orang lain dan kebutuhan untuk dihargai. Pengiriman foto atau video dalam media sosial seperti Instagram yang dilakukan individu, sebenarnya dikarenakan individu ingin orang lain yang terhubung dengannya di media sosial tersebut, tahu apa yang dilakukannya. Remaja memiliki kebutuhan untuk memperhatikan dan diperhatikan orang lain, hal ini dapat dipenuhi dengan cara mengirim foto atau video dalam Instagram sesuai dengan yang mereka inginkan. Melalui kiriman tersebut, remaja menunjukkan pada orang lain tentang dirinya dan memiliki harapan agar orang lain memberikan tanda suka (like) atau komentar yang ada di bawah foto. Saat remaja mendapatkan tanda suka (like) atau komentar (comment) dari pengguna lainnya, remaja merasa mendapatkan dukungan atau kasih sayang dari orang lain. Hal ini disebabkan karena dalam setiap tanda like atau comment terdapat dukungan psikologis dan emosional sehingga remaja merasa bahwa diri mereka diterima dalam masyarakat. Pada akhirnya hal tersebut mendorong remaja untuk terus mengirim foto atau video dalam Instagram.
Kebutuhan afiliasi seseorang paling tinggi ketika berada pada masa remaja (Santrock, 2007). Dalam berafiliasi sebenarnya remaja mempunyai kebutuhan untuk memperoleh dukungan dari orang lain. Perkembangan teknologi dalam komunikasi dapat menjadi salah satu cara bagi remaja untuk berinteraksi dengan orang lain. Remaja dapat berinteraksi dengan orang lain dengan menggunakan media sosial, termasuk salah satunya adalah Instagram. Selain itu remaja yang berhasil mendapatkan kasih sayang atau dukungan akan sanggup bergabung dengan kelompok masyarakat, sanggup membuat hubungan antar dirinya dan orang dewasa atau orang lain. Pemberian tanda like atau comment pada hasil kiriman dapat membuat remaja menjalin hubungan dengan orang lain sehingga remaja dapat menjadi suatu bagian dari kelompok masyarakat. Selain itu apresiasi pemberi tanda like dan komentar tersebut terhadap pengirim foto atau video membuat remaja merasa telah tampil dengan baik.
Tujuan lain mengirim foto ke dalam Instagram untuk memberi ucapan selamat akan suatu hal, misalnya ucapan “Selamat ulang tahun”, “Selamat menempuh hidup baru”, “Selamat atas keberhasilan anda” bahkan ucapan belasungkawa terhadap apa yang sedang terjadi di dunia nyata. Hal ini merupakan salah satu kebutuhan individu untuk bersosialisasi.
Mengirim foto pribadi ke Instagram dapat menjadi provokator perbandingan sosial dan dapat menjadikan perasaan orang menjadi rendah diri atau iri. Krasnova mengatakan bahwa ketika seseorang melihat foto-foto yang indah dan menarik di Instagram, salah satu yang dilakukan individu lain untuk mengimbanginya dengan cara mengirim foto yang lebih baik lagi. Kemudian salah satu perilaku remaja ketika menggunakan internet adalah keterbukaan diri. Keterbukaan diri merupakan perilaku seseorang untuk membagikan informasi mengenai dirinya berupa pemikiran, perasaan dan pengalaman kepada orang lain. Selain itu dapat mengaburkan batas privasi perorangan, seperti dapat terjadi karena tampilan dalam Instagram biasanya lebih mengutamakan gambar selain itu banyak orang yang menampilkan gambar yang bersifat personal bagi mereka. Sehingga orang lain dapat melihat objek personal tersebut. Misalnya, seseorang mengirim foto atau video di tempat mewah dengan latar belakang yang menarik, berfoto di luar negeri seperti menara Eiffel, hotel berbintang lima, pesawat pribadi, sehingga pengguna lain dalam Instagram dapat melihat dan menilai tingkat ekonomi yang dimiliki seseorang.
Pengiriman foto atau video ke Instagram membuat remaja mendapatkan dukungan atau perhatian dari orang lain sehingga dapat menjalin relasi dengan orang lain. Remaja juga dapat memperoleh umpan balik dari pengguna lainnya melalui fitur like atau comment. Namun, perlu diperhatikan adanya efek negatif dari media sosial khususnya Instagram. Mengirim foto atau video pribadi dalam Instagram perlu memperhatikan akan adanya ancaman eksploitasi foto maupun video yang beredar dalam internet. Oleh karena itu, bagi pengguna Instagram, khususnya remaja, untuk lebih berhati-hati ketika mengirimkan foto atau video pribadinya. []
Penulis artikel tersebut adalah Fifyn Srimulya Ningrum. Ia merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Jurusan Psikologi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Editor: Novita Sary Saputri
Comments
comments