Pada 2011 ini terjadi sebuah perubahan yang sangat besar pada sistem SNMPTN, yaitu jalur undangan dan tertulis. Dari satu sisi, hal ini menjadi baik karena peluang untuk diterima menjadi calon mahasiswa menjadi lebih besar.
Namun, terdapat fakta lain yang sangat mengejutkan. Siswa yang diterima melalui jalur SNMPTN baik undangan maupun tertulis dikenai biaya sumbangan yang besarnya berkisar antara Rp5 juta-Rp200 juta. Hal ini menjadikan SNMPTN sama dengan ujian mandiri.
Mari kita tinjau dari berbagai sisi. Dari tahun ke tahun, sistem penerimaan mahasiswa baru semakin membaik. Hal ini terlihat dari jadwal penerimaan yang tidak saling berbenturan. Sebelum 2011, SNMPTN, UM, dan jalur lain yang pada dasarnya merupakan jalur penerimaan mahasiswa baru yang dilaksanakan bersamaan.
Hal ini membuat calon mahasiswa baru tidak memiliki banyak peluang untuk bisa masuk ke perguruan tinggi yang diinginkan. Namun pada tahun ini, sangat terlihat jelas bahwa jalur penerimaan mahasiswa baru tertata dengan sangat rapi, mulai dari jalur undangan, SNMPTN tertulis, SPMB Nusantara, dan terakhir adalah Ujian Mandiri (UM).
Masyarakat Indonesia sangat sadar pendidikan. Buktinya, ketika kemampuan membiayai perkuliahan anak terbatas, orangtua tetap berani menguliahkan anaknya di PTN atau PTS yang biayanya tinggi. Tentunya dengan mengorbankan harta benda yang ada, mulai dari sapi hingga mobil. Biaya masuk kuliah yang tinggi tidak terlalu mempengaruhi jumlah pendaftar SNMPTN undangan maupun tertulis. Sekali lagi ini karena kesadaraan masyarakat akan pentingnya pendidikan formal di perkuliahan.
Semoga pada 2012, siswa yang diterima melalui SNMPTN undangan tidak dikenai biaya sumbangan. Cukup biaya normal saja. Akan lebih baik lagi jika SNMPTN tertulispun demikian karena jalur UM sudah lebih dari cukup untuk menjadi jalur yang mewajibkan calon mahasiswanya memberikan sumbangan untuk subsidi silang atau pembangunan kampus.
Khamdan Nuryanto
Mahasiswa Matematika
FMIPA Undip Semarang