Opini| DETaK
Mahasiswa merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan sosial bermasyarakat, hal itu tercermin dari peran serta fungsi mahasiswa berupa social control, iron stock, agent of change, moral force, dan guardian of value.
Dengan kondisi pandemi yang melanda dunia saat ini, tentulah mahasiswa dituntut untuk tetap bergerak sesuai peran serta fungsinya untuk melahirkan ide & gagasan guna mencari solusi-solusi terhadap permasalahan terkini. Salah satunya adalah solusi terhadap perekonomian masyarakat kelas menengah kebawah yang terdampak akibat virus, saat ini mereka kesulitan untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Pada prinsipnya, melihat dari tindakan apa saja yang sudah dilakukan pemerintah sebagai bentuk tanggung jawab terhadap upaya untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19 serta pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat kelas menengah kebawah tentulah harus kita apresiasi. Kita dapat apresiasi ini sebagai sebuah langkah pemerintah untuk memenuhi perannya sebagai perwakilan masyarakat. Tetapi cara-cara tersebut masih terdapat kekurangan dan butuh peran kita sebagai mahasiswa untuk menyempurnakan gagasan-gagasan tersebut.
Sebagai contoh, Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh menggelar pasar murah untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Pasar ini sangat bermanfaat untuk masyarakat kelas menengah kebawah menghadapi pandemi Covid-19 sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yang terkena dampak. Pemko Banda Aceh dalam menggelar pasar murah menyediakan 2.800 kupon paket sembako yang di subsidi sebesar 50.000 per paketnya. Sangat diharapkan sembako akan tepat sasaran serta bermanfaat untuk masyarakat kelas menengah kebawah yang membutuhkan paket tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.
Bagi masyarakat yang tengah kesulitan karena terkena dampak pandemi Covid-19, pemerintah telah mensosialisaikan agar mendapatkan kupon subsidi paket sembako murah tersebut dengan mendaftar melalui bit.ly/sembako_murahbna mulai dari tanggal 10-13 April 2020. Selanjutnya, kupon tersebut akan di distribusikan dalam waktu 4 hari dimulai tanggal 13-16 April di 3 tempat yang berbeda yang sudah di tunjuk oleh Pemko, tentunya ini merupakan sebuah inovasi untuk mengurai masa.
Dari itu mahasiswa tidak boleh diam, kita harus ikut andil, peran kita ditunggu oleh masyarakat. Sebagai mahasiswa, kita dapat membangun koordinasi dengan pemerintahan Gampong untuk mengumumkan kepada keluarga-keluarga yang berhak agar bisa mendapatkan subsidi dan jika terdapat kesulitan dalam pendaftaran karena menggunakan teknologi, maka kita harus hadir untuk memfasilitasi persoalan ini sehingga kepekaan sosial kita akan terus terasah. Peran lainnya, kita dapat melakukan pengumpulan donasi sembari menghilangkan penat dengan menghasilkan sebuah karya seni, belajar hal baru dan sebagainya.
Tentulah contoh diatas hanya sebagai hal kecil, masih besar harapan masyarakat atas kontribusi kita sebagai mahasiswa untuk dapat hadir di dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat setiap harinya. Dari itu mari merefleksikan diri sejenak guna meluruskan kembali niat untuk terus berfikir, berdiskusi dan bergerak.
Pada akhirnya, marilah kita seiring bahu, seayun langkah dan sekata sepaham dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 serta tetap peka terhadap keadaan sosial kita. Masih banyak yang berhak untuk menerima uluran tangan kita, jika kita ingin dan mampu maka lakukanlah. Ingatlah bahwa dengan berbagi (sedekah) maka tidak akan membuat kita miskin, bahkan mendatangkan berkah dan rezeki yang lebih besar. []
Penulis: Aulia Kamal Pasha, Ketua Umum UKM BSPD 2019 dan Wakil Ketua BEM Fakultas Hukum 2020.
Editor: Sri Elmanita S.