Beranda Headline Tuntut Tunda Pemira, Mahasiswa Demo di Depan Biro Unsyiah

Tuntut Tunda Pemira, Mahasiswa Demo di Depan Biro Unsyiah

BERBAGI

Sayed Jamaluddin| DETaK

(Foto: Sayed Jamaluddin/DETaK)

Darussalam – Puluhan mahasiswa Unsyiah sore tadi, melakukan demo di depan Biro Rektorat Unsyiah, Selasa (4/12/2012). Sambil membentangkan selembar spanduk yang bertuliskan “BEM DAN DPM UNSYIAH MENOLAK PEMIRA ‘12” serta membakar ban bekas, mereka berorasi secara bergantian, dengan tuntutan ditundanya Pemira Unsyiah karena dianggap cacat hukum.

“Hari ini kita ditipu, hari ini kita dibohongin sama ayah kita, orang yang mengaku ayah kita, tidak mau menampung aspirasi kita,” kata salah seorang orator.

Iklan Souvenir DETaK

Mereka ingin Pembantu Rektor III Unsyiah, Rusli Yusuf, menjumpai mereka. “Kepada orang tua kami, kami mau (Rusli Yusuf) keluar dan jumpai kami ke mari,” katanya.

Setelah berorasi beberpa menit di depan biro rektorat, sambil menyanyikan lagu perjuangan mahasiswa, buruh tani, mereka naik dan maju mendekati pintu masuk biro rektorat.

Tidak hanya ban bekas, mereka juga membakar keset kaki yang ada di depan pintu itu, sehingga gumpalan asap hitam memenuhi depan biro rektorat.

Setelah beberapa menit beraksi di depan pintu biro, akhirnya Pembantu Rektor III Unsyiah, keluar menjumpai mahasiswa.

Di depan puluhan mahasiswa, Rusli Yusuf mengatakan, ia akan memanggil kembali pembantu dekan III semua fakultas untuk membahas tuntutan tersebut dan juga akan menghubungi rektor. “Saya akan telepon Pak Samsul. Nanti jam sebelas malam, saya akan buat selebaran,” kata Rusli Yusuf.

Rusli Yusuf juga mengatakan, mahasiswa berhak untuk tidak mengikuti pemira. “Anda tidak setuju pemira, itu terserah kalin. Itu demokrasi. Tetapi, kalau ada bakar-bakar itu kriminal,” kata Rusli Yusuf.

Namun, pihak mahasiswa tidak terima dengan kata-kata yang disampaikan Rusli Yusuf, mereka kembali meneriakkan agar pemira ditunda. “Tunda aja pak!,” teriak salah seorang mahasiswa.

Setelah menemui mahasiswa, Rusli Yusuf kembali lagi ke ruangannya. Namun, mahasiswa itu tetap menunggu di depan biro rektorat.[]