Ucha Riani [AM] | DETaK
Darussalam – Penamaan Sampah (Pengesahan Mental Aneuk Hukom) pada Orientasi Pendidikan Mahasiswa Baru (Ordikmaru) Fakultas Hukum (FH) Unsyiah yang telah resmi diubah menjadi Merah (Masa Edukasi dan Silaturahmi Aneuk Hukom) pada Kongres Besar Mahasiswa(KBM) maret lalu menjadi perdebatan diantara kandidat BEM saat debat yang dihelat pada Mei lalu.
Oleh M. Taufik, yang kini dinyatakan akan menjabat sebagai Ketua BEM FH periode 2014-2015, mengatakan bahwa kata ‘Sampah’ tidak dinamis dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
“Kata sampah dianggap kurang dinamis, karena tidak sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya saat dijumpai detakusk.com, Rabu, 14 Mei 2014.
Taufik menambahkan, “Saya tidak menemukan esensi pendidikan pada kata ‘Sampah’ itu sendiri, kurangnya minat mahasiswa mengikuti ‘Sampah’ juga menjadi pertimbangan untuk dirubah.”
Filman, kandidat lawan, justru mengangap perubahan kata tersebut merupakan bentuk pelanggaran pada tradisi yang telah lama melekat di tenggah-tengah mereka (mahasiswa FH). Bahkan ribuan mahasiswa telah terlahir dari kata ‘Sampah.’ Penggantian kata ‘Sampah’ juga dianggap kurang menghargai para senior yang telah memberi nama tersebut. Hal ini diutarakannya saat debat kandidat didepan para hadirin, Kamis (1/5/2014).
M. Taufik, yang ditemui detakusk.com mengatakan akan tetap mempertahankan istilah baru ordikmaru FH yang telah diresmikan tersebut.
“Kata ‘Merah’ yang telah diresmikan akan tetap dipertahankan,” tegasnya.[]
Editor: Miftahul Jannah