Dora Asra | DETaK
Darussalam – Komisi Pemilihan Raya (KPR) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unsyiah telah menentukan nomor urut calon Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode 2013/2014. Ada dua calon yang telah disahkan oleh KPR. Nomor urut satu jatuh kepada pasangan calon Ichan Abdillah dan Geubrina Ananda Maulani. Sedangkan nomor urut dua jatuh kepada pasangan calon Reza Maulana bersama wakilnya Winda Zulkarnaini.
Sebelumnya kedua pasangan calon harus memenuhi syarat ketentuan yaitu fotokopi Kartu Hasil Studi (KHS) yang telah dilegalisir, surat bukti telah mengikuti ospek dan surat pernyataan aktif organisasi/lembaga internal kampus. Rian selaku Ketua KPR menyatakan bahwa penutupan penerimaan data-data dari calon yang mendaftar sudah ditutup pada hari Selasa (14/5/2013) lalu. “Penutupan sudah lewat hari selasa kemarin,” ucapnya, Kamis (16/5/2013).
Menurutnya, persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi semua oleh setiap calon. Namun katanya, ada salah satu calon BEM yang masih tersangkut dengan surat aktif keorganisasian dan kini urusan tersebut sudah diselesaikan. “Sebenarnya ada dipenuhi semua, dalam artian bukan hanya terfokus kepada surat, tapi mereka ada menunjukkan saksi bahwa dia benar-benar terlibat dalam organisasi tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa hal tersebut tidak melenceng dari ketentuan yang telah ada. “Persyaratan itu dibuat berdasarkan keputusan dari kami berlandaskan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dalam ingatan yang kami ingat,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Reza maulana calon BEM nomor urut satu mengaku mendapatkan beberapa kendala terhadap perubahan jadwal kampanye. “Harusnya kampanye dilakukan pada tanggal 20 dan tadi kami diberitahukan jadwal kampanye baru,” terangnya. Ia sangat menyanyangkan sekali jika nanti dalam pelaksanaan terdapat praktek-praktek kurang sehat dalam menentukan strategi meraih kemenangan dan Ia berharap pemira tersebut dapat berjalan dengan semestinya tanpa unsur-unsur yang ditutupi. “Semoga semua pihak dapat melihat secara objektif dan mahasiswa harus memiliki kebebasan berpikir yang rasional dalam menentukan pilihan nanti,” jelasnya.
Ia juga berharap pelaksanaan pemira kampus sosial politik dapat memberikan contoh politik yang baik terhadap Aceh. “Kampus sebagai perkumpulan kaum intelektual muda harus menjadi contoh bagi pelaku politik yang ada di Aceh,” kata reza.
Terkait keterlambatan berkas yang belum diselesaikan kala itu, Ichan Abdillah, calon nomor urut dua mengatakan bahwa urusannya dengan pihak KPR sudah tuntas. “Awalnya ini hanya menjadi urusan kami dengan pihak KPR saja, namun ternyata isu tersebut tersebar dan kini kami sudah menunjukkan saksi dan sudah menjelaskan secara detail kepada KPR berhubungan dengan surat-surat yang harus dipenuhi,” jelasnya. Rian berharap kepada mahasiswa Fisip untuk turut berpatisipasi dalam pemilihan yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 Mei mendatang. “Ini merupakan demokrasi, karena suara kita juga untuk masa depan Fisip,” tutupnya.[]