Beranda Headline Tak Punya Ruangan, Mahasiswa FISIP Belajar di Depan Toilet

Tak Punya Ruangan, Mahasiswa FISIP Belajar di Depan Toilet

BERBAGI
Mahasiswa FISIP sedang melakukan proses belajar mengajar di depan toilet kampus (Musanna [AM]/DETaK)

Musanna [AM] | DETaK

Darussalam – Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) jurusan sosiologi, pagi ini Senin, 14 September 2015 terpaksa harus belajar di luar ruangan, di samping Prodi sosiologi tepat di depan toilet kampus tersebut.

Hal itu terjadi karena tidak ada ruangan kosong yang bisa ditempati, baik itu di FISIP sendiri maupun di Ruang Kuliah Umum (RKU) yang biasa mereka tempati untuk melakukan proses belajar mengajar.

Iklan Souvenir DETaK

Masrizal selaku dosen yang mengajar saat itu memutuskan untuk mengajar di luar ruangan meski tanpa kursi dan meja. Mahasiswa terpaksa harus berdiri untuk dapat mengikuti proses belajar yang sangat memprihatinkan itu, bahkan Masrizal sendiri juga harus berdiri saat mengajar.

Nanda Mustike, salah satu mahasiswa FISIP yang mengikuti proses belajar di luar ruangan tersebut mengaku sangat kecewa dengan keadaan itu.

“Ini merupakan keadaan yang tidak sepantasnya, percuma saja bayar mahal kalau kuliahnya seperti ini,”  papar Nanda.

Saat ditemui detakusk.com, staff akademik FISIP Azizah mengaku hal itu terjadi karena ruangan kuliah umum dipakai juga oleh mahasiswa keguruan sehingga tidak ada ruang kosong di RKU di saat yang bersamaan.

“Ini bukan disebabkan karena tidak adanya ruang belajar, tetapi ini terjadi karena bentrokya jadwal kuliah antara mahasiswa FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dengan mahasiswa FISIP di RKU,” ujar Azizah.

Masrizal mengatakan bahwa jika harus melakukan proses belajar seperti itu tidaklah menjadi masalah. “Belajar itu batin, dan belajar tidak perlu emosi, mahasiswa belum siap dengan situasi sulit, seorang mahasiswa itu harus siap memposisikan dirinya dalam keadaan apapun,” ucap Masrizal saat ditemui terpisah oleh detakusk.com.

Selain itu, Masrizal mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pihak Akademik agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.

“Pihak akademik diharapkan dapat membangun koordinasi yang baik dengan pihak pengelola RKU, ketika kurangnya koordinasi maka realitas sosial seperti inilah yang terjadi,” lanjut dosen yang mengajar mata kuliah sosiologi budaya korupsi itu.[*]

Editor: M. Fajarli Iqbal