Belum lagi memasuki proses perkuliahan semester baru, mahasiswa dan mahasiswi Unsyiah sudah harus mengelus dada. Pasalnya, pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) online belum bisa dilakukan karena masalah teknis. Sebagaimana pengakuan Maulana, mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah itu mengaku kesal dengan birokrasi pengisian KRS online yang sedang bermasalah.
“Saya merasa sangat kecewa karena proses pengisian KRS online yang berbelit-belit. Seharusnya ada penjelasan dari pihak Puksi terkait masalah ini!” ujar Maulana kepada DETaK (26/01). Ia mengatakan bahwa Seharusnya jauh-jauh hari mereka sudah siap untuk melayani kurang lebih 25.000 mahasiswa unsyiah yang merupakan “Jantong Hatee Rakyat Aceh” itu, namun nyatanya dari jadwal yang sudah ditetapkan tanggal 24 Januari sampai 26 Januari, mahasiswa masih kewalahan untuk login sehingga waktu dua hari itu terbuang sia-sia.
Hal serupa juga dialami mahasiswi Unsyiah lainnya, Ainal, yang sudah dua hari ke perpustakaan hanya untuk mengisi KRS. “Saya lapor ke prodi katanya udah bisa, tapi setelah ke pustaka (tempat pengisian KRS online, Red) juga belum bisa, mereka saling lempar tanggungjawab!” cetus mahasiswa FKIP Sejarah itu, kesal.
Dari pantauan DETaK di lapangan, banyak mahasiswa yang ingin mengisi KRS online di pustaka hingga membentuk antrian panjang sampai keluar ruangan. Hal ini dikarenakan KRS belum juga bisa diisi di luar pustaka.
Ditemui di ruangannya, Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Pusat Komputer dan Sistem Informasi (UPT. Puksi), Dr. Ir. Syahrial, M.Eng, mengatakan bahwa pengisian KRS online yang tidak bisa dikarenakan kecilnya kapasitas bandwidth yang ada di website Unsyiah (unsyiah.ac.id) sebagai situs yang menyediakan fitur pengisian KRS online, sementara pengaksesnya semakin banyak, terutama sekali ketika pengisian KRS online secara bersamaan.
“Website ini (unsyiah.ac.id, Red) hanya memiliki kapasitas bandwidth sebesar 512 kb sejak dua tahun yang lalu dan belum ada penambahan, namun kami sudah merekomendasikannya kepada pihak rektorat. Sekarang servernya sudah kami pindah ke Jakarta,” ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk masalah login KRS online sendiri ada kekeliruan yang diakibatkan oleh kecilnya kapasitas bandwidth tersebut, sehingga muncul pemberitahuan seperti belum mengembalikan buku yang tidak sesuai dengan spesifikasi keilmuan mahasiswa yang sedang login. Pihak Puksi tidak menyangka hal itu bisa terjadi.
Ia juga menjelaskan bahwa mereka (pihak Puksi) hanya bisa memberikan rekomendasi kepada pihak rektorat terkait dengan kejadian itu karena segala kebijakan ditentukan oleh rektorat. Namun pihak Puksi juga berjanji akan segera memperbaiki masalah tersebut. Karena banyak mahasiswa yang belum bisa login, maka pihak Puksi memberikan dispensasi waktu sampai 2 Februari 2011 untuk pengisian KRS online.
“Dalam masalah ini, kami (pihak Puksi, Red) hanyalah fasilitator, yang memberikan kebijakan itu pihak rektorat Unsyiah selaku pimpinan tertinggi. Tapi kami juga akan terus menindaklanjuti permasalahan ini hingga selesai. Pengisian KRS online telah diperpanjang sampai tanggal 2 Februari!” tutupnya.
DETaK | Reja Hidayat