Riza Novita | DETaK
Darussalam – Pemilihan raya (pemira) yang dilaksanakan Rabu (5/12/2012) berlangsung ricuh. Seperti diketahui, adanya bentrok massa antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) dengan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Fakultas Kedokteran (KPPS FK).
Menanggapi kericuhan tersebut, Dzufri, Pembantu Dekan III (PD III) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP) mengatakan, pihaknya tidak bertanggungjawab atas kejadian itu. “Kita nggak punya wewenang apa-apa, yang berwewenang itu rektorat, pemira itukan pemilihan presiden mahasiswa, yang berhak menghentikan itukan rektorat,” jelasnya.
Ia mempertegas, pihaknya tidak punya wewenang terhadap keputusan tentang pemira. Lain halnya jika permasalahannya ada pada tingkat pemilihan di fakultas. “Kalau BEM mungkin bisa kita atur,” katanya.
Dzufri juga mengatakan, posisinya hanya sebatas pengawas agar tidak terjadi perkelahian dari pihak BEM FKIP. “Saya posisinya mengawasi, mengawasi jangan sampai berantam anak saya,” katanya lagi.
Djufri membenarkan terkait penundaan pemira yang diaudiensi langsung dengan, Pembantu Rektor (PR III) Unsyiah, Rusli Yusuf. “Pemira dihentikan, kami sudah menghubungi PR III, katanya pemira dihentikan,” ucapnya.
Selain itu, PD III Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Dahlil, mengaku kecewa dengan kejadian ini. Ia berharap agar semua dapat diselesaikan dengan musyawarah. “Kita menyayangkan sekali ya, sebenarnya kita berharap ini momentum untuk bersatu, sebelum insiden ini, kami tetap melakukan pemilihan, cuma tiba-tiba terjadi insiden ini, kita akan koordinasi lebih lanjut, semoga dapat diselesaikan dengan musyawarah,” harapnya. []