Miftahul Jannah [AM] | DETaK
Darussalam – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Unsyiah akan mengganti prosedur sirkulasi (peminjaman) koleksi dari sistem berbasis barcode (kode baris) ke sistem berbasis Radio Frequency Identification (RFID) atau identifikasi frekuensi radio.
Kepala UPT Perpustakaan Unsyiah, Taufik Abdul Gani menjelaskan bahwa peralihan sistem ini bertujuan untuk lebih memudahkan pemusatan dan pustakawan dalam hal sirkulasi koleksi pustaka. “Untuk memudahkan pelayanan dan untuk memudahkan karyawan, jadi otomasi harus dilakukan,” ujarnya saat ditemui detakusk.com, Senin, (16/12/2013).
Peralihan sistem dimulai dengan pemasangan tag RFID pada semua koleksi buku. Tag yang berupa stiker ini berfungsi untuk menyimpan informasi setiap koleksi. Informasi ini nantinya dapat dibaca oleh RFID multi tag reade rketika peminjaman atau pengembalian koleksi dilakukan.
Proses pemasangan tag RFID ini akan dilakukan bersamaan dengan stock opname (red- penghitungan koleksi kembali) dan weeding (red- penyiangan koleksi). Proses ini meliputi pemilahan buku-buku tua yang tidak diminati lagi yang akan digudangkan. “Setiap satu buku ditempeli satu tag RFID. Sebelumnya dilihat apakah buku tersebut masih diminati mahasiwa atau tidak. Nah, kalo tidak diminati lagi, kita singkirkan, tidak kita tempeli tag,” terang Taufiq.
Menurutnya, saat ini tag yang tersedia baru berjumlah 16 ribu, sedangkan koleksi buku berjumlah kurang lebih 80 ribu judul. Taufiq memperkirakan bahwa setelah proses stock opname dan weeding, total jumlah buku yang akan dipasangi tag berkurang menjadi 60-50 ribu buku. Dengan begitu kekurangan yang ada menjadi 44-34 ribu tag. “Tag RFID ini datangnya tidak banyak. Sekarang tersedia 16 ribu tag RFID. Dalam tiga bulan ini kita usahakan membeli sisanya,” paparnya.
Peminjaman koleksi melalui sistem RFID ini nantinya akan berbentuk self-service atau peminjaman mandiri tanpa melalui petugas sirkulasi. Layanan self-service ini menggunakan mesin smart self-service kiosk atau anjungan peminjaman mandiri yang mirip seperti mesin ATM. Seluruh koleksi buku yang akan dipinjam akan diidentifikasi, tag di setiap koleksi akan diperbaharui dengan informasi peminjam, sehingga koleksi dapat melewati gerbang deteksi tanpa memicu alarm pencurian.
Pengembalian buku juga direncanakan akan menggunakan sistem drop book. Sistem ini secara otomatis mendeteksi koleksi yang dikembalikan dan identitas peminjam. Buku yang dikembalikan hanya perlu dimasukkan ke perangkat drop book yang dari luar terlihat seperti mulut kotak pos dan terpasang di dinding teras luar gedung perpustakaan. Pengembalian bisa dilakukan kapan saja asal tidak melewati tenggat waktu peminjaman. “Jam 12 malam pun bisa mengembalikan buku,” ujar Taufiq.
Ia menargetkan percobaan tahap petama seluruh sistem RFID ini akan dilakukan bulan Mei atau Juni 2014 mendatang. Saat ini proses sirkulasi masih menggunakan barcode.
Dengan seluruh fasilitas baru ini Taufiq berharap pustaka menjadi pusat belajar mahasiswa dan jumlah pengunjung meningkat. “Saya berharap pustaka menjadi learning space dan social space bagi mahasiswa. Mahasiswa nyaman belajar di sini, mahasiwa bisa berinteraksi dan beraktivitas sehingga jumlah pengunjung meningkat,” tutupnya.[]