Mulya Rizki Nanda | DETaK
Darussalam – Terdapat kejanggalan jumlah surat suara dalam Pemilihan Raya (Pemira) Unsyiah di Tempat Pemungutan Suara (TPS) gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Unsyiah, Rabu, (30/10/2013) malam. Beberapa kubu pendukung kandidat Presiden Mahasiswa (Presma) mengajukan protes pada Komisi Pemilihan Raya (KPR). Dalam pantauan detakusk.com, tampak terjadi keributan antar kubu pendukung kandidat presma dengan KPR di lobi belakang gedung FKIP Unsyiah setelah penghitungan suara berakhir.
Ketua verifikasi seleksi calon BEM dan DPM Unsyiah, Rajes Ikhlas Rosaguna mengatakan setelah dihitung tahap kedua, pemilih berdasarkan surat suara yang dicoblos berjumlah 1.808, sementara yang ditulis Komisi Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di papan tulis penghitungan suara berjumlah 1.822, dengan dua suara absen. “Jadi dari 1.808 suara, ada 12 suara yang nihil.”
Kubu pendukung kandidat presma protes karena merasa dirugikan dengan adanya selisih 12 suara antara yang dirilis KPPS dengan jumlah kertas suara yang disediakan. “Jumlah surat suara tidak sesuai dengan hasil yang ditulis (KPPS), lebih 12 suara,” kata Edi Gusman, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP Unsyiah.
Menurut Edi, penghitungan surat suara tidak bisa dianggap final karena sejumlah saksi dari enam kandidat presma mengajukan keberatan sehingga dibutuhkan penjelasan lebih konkrit. “Malam ini kita bubar dulu, berpikir jernih, besok diproses lagi,” ujar Edi.
Kotak suara dan bukti temuan di lapangan telah dititipkan ke Kepolisian Sektor (Polsek) Syiah Kuala selama 1×24 jam hingga ada solusi dan keputusan resmi dari KPR terkait permasalahan tersebut.
Mengenai tindak lanjut masalah ini, ia mengaku belum tahu. “Tunggu keputusan dari KPR, rektorat, Pembina KPR, dan juga para pengawas dari masing-masing TPS,” tutupnya. []