Beranda Headline Secuil Kisah Dibalik Negeri 5 Menara

Secuil Kisah Dibalik Negeri 5 Menara

BERBAGI

Anggita Rezki Amelia | DETaK

Foto: Anggita Rezki Amelia/DETaK

Darussalam – Man Jadda Wa Jada. Pepatah Arab itu, salah satu petikan dari Novel Negeri 5 Menara karangan Ahmad Fuadi yang dibedah di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Minggu (12/11/2012). Kedatangan pria kelahiran Padang 40 tahun silam itu, berhasil menyedot perhatian ratusan peserta bedah Film Negeri 5 Menara.

Dalam kesempatan itu, Fuadi membeberkan kisah hidupnya sebagai seorang anak Minang yang mengikuti kemauan orang tuanya untuk masuk pesantren usai tamat SMP. “Awalnya terpaksa, tapi lama-lama terbiasa,” katanya. Bedah film tersebut merupakan salah satu kegiatan pada Unsyiah Fair 8 yang digelar saban tahun.

Iklan Souvenir DETaK

Pria yang jago berbahasa Inggris dan Arab itu, tak sungkan berbagi tips mendapatkan beasiswa keluar negeri. “Jangan pernah remehkan impian setinggi apapun, sungguh Tuhan maha mendengar,” katanya disela-sela diskusi.

Bukan hanya tips, pria yang sudah mengelilingi 30 negara itu pun, dengan santai menjawab beberapa pertanyaan peserta terkait dunia tulis menulis. Fuadi mengaku pernah terjun dalam pers kampus saat masih berstatus mahasiswa. Selain itu, ia juga pernah menjadi Wartawan Tempo dan Wartawan Voice of America (VOA) di Washington DC. “Wartawan itu tidak boleh bosan menulis,” ujarnya.

Selain membahas novel-novel best seller-nya, Fuadi juga memutar video dibalik layar pembuatan Film Negeri 5 Menara yang tayang di bioskop sejak 1 Maret lalu. Ia mengatakan, novel keduanya yang berjudul “Ranah 3 Warna” yang terbit 2011 lalu, juga akan segera difilmkan. Novel tersebut berisi kelanjutan kisah Alif (tokoh utama) dari Novel Negeri 5 Menara.

Nah, jika di novel Negeri 5 Menara ada mantra Man Jadda Wa Jada, maka di novel keduanya ada mantra Man Shabara Zhafira, “artinya siapa yang sabar akan beruntung,” tambah Ahmad. []