Rahmat Taufik | DETaK
Darussalam – Pembantu Rektor III Unsyiah yang membidangi masalah kemahasiswaan, Rusli Yusuf, yang dimintai tanggapannya oleh detakusk.com mengenai kondisi kekinian perpolitikan kampus, mengingatkan mahasiswa agar tak anarkis dalam menyikapi perbedaan pendapat mengenai pelaksanaan pemira.
Sebagaimana diketahui, kondisi perpolitikan kampus Unsyiah dalam beberapa hari terakhir memang relatif menghangat seiring perbedaan pandangan dalam pelaksanaan pemira. Sejumla BEM dan DPMF menuntut tahapan pemira diundurkan serta menolak hasil Sidang Umum MPM Unsyiah 17 November lalu. Sedangkan KPR, yang dibentuk dari Sidang Umum itu keukeuh akan tetap melaksanakan Pemira Rabu, 5 Desember besok.
Menyikapi persoalan ini, PR III Unsyiah betul-betul menekankan agar mahasiswa untuk dapat mencari penyelesaian terbaik dalam masalah ini. “Pokoknya jangan anarkis, jangan anarkis, jangan anarkis,” kata Rusli Yusuf melalui detakusk.com, Selasa (4/12/2012) malam.
Rusli yakin permasalahan ini dapat dicari jalan tengahnya yang bisa diterima kedua belah pihak. Karena itu, ia meminta kedua belah pihak untuk menahan diri untuk tak terpancing dan tak terprovokasi melakukan kekerasan.
“Ada 26.000 mahasiswa Unsyiah. Tidak mungkin bisa menyatukan semua pendapat mahasiswa. Tapi saya yakin mahasiswa Unsyiah dapat menyelesaikan masalah tanpa anarkisme,” kata Rusli.
Sementara itu, berdasarkan tahapan pemira yang dirilis KPR, pemilihan pemimpin tertinggi lembaga kemahasiswaan Unsyiah ini akan dilakukan Rabu besok. []