Beranda Headline Peringatan Maulid di Fakultas Pertanian

Peringatan Maulid di Fakultas Pertanian

BERBAGI

Dora Asra | DETaK

Suasana kuliah umum yang diberikan oleh Pejabat Gubenur Aceh, Tarmizi A. Karim di Kampus Fakultas Pertanian(Foto: Denny Affandi/TAP)

Darussalam – Dekanan Fakultas Pertanian menyelenggarakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di ruang MPR pertanian pada Selasa, (20/3/2012). Acara ini juga diiringi dengan kuliah umum yang disampaikan oleh Tarmizi A Karim, Pejabat Gubenur Aceh.

Kegiatan yang bertujuan untuk mempererat silaturrahmi antar alumni mahasiswa pertanian tersebut, turut hadir juga dosen, Pembantu Rektor I , Pembantu Rektor III, Pembantu Rektor IV, alumni Fakultas Pertanian dari angkatan pertama tahun 1964 dan mahasiswa pertanian tentunya.

Iklan Souvenir DETaK

Pada sesi awal peringatan maulid, Tarmizi berkesempatan memberikan kuliah umum kepada seluruh peserta yang hadir. Ia mengemukakan bahwa dunia kini telah memasuki era connective Area, dimana setiap orang dengan sangat mudah dapat berinteraksi dimana saja

Bahkan dalam isi materi kuliahnya lebih banyak menyinggung bagaimana mencontoh suri tauladan Rasulullah SAW yang juga ahli dalam bidang pertanian pada masa Rasulullah. “Dalam kehidupan ini, gunakanlah kompas terbaik kita yakni Alqur’an, agar tidak tersesat dalam menapaki langkah kita,” ujar Tarmizi alumni pertama di Fakultas Pertanian.

Hal senada juga disampaikan Dosen perternakan, Cut Aida Fitri berharap agar mahasiswa selalu berpikir positif sebelum bertindak dan mencontoh Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh teladan. Kita melihat selama ini mahasiswa heboh dengan kenaikanya BBM kemudian berdemo, “kita mengajak mahasiswa untuk berpikir jernih apa tujuan dibelakangnya, kita akui moral nabi Muhammad sudah mulai ditinggalkan. Kalau kita mau lebih arif kita pasti bisa menyelesaikan ini dengan damai,” tegas Cut Aida.

Dalam sambutannya, Pembantu Rektor I, Samsul Rizal mengatakan ia menyayangkan kondisi Aceh sekarang. Bagaimana tidak hasil, kekayaan alam yang melimpah tapi rakyat tak bisa menikmati hasilnya itu. “49 persen orang Aceh hidup di bawah garis kemiskinan,” ujar Samsul dalam pidato singkatnya.[]