Beranda Headline Pemira, Ini Kata Mahasiswa

Pemira, Ini Kata Mahasiswa

BERBAGI

Raudhatul Fitri [AM] | DETaK

Suasana tempat Pemira di FKIP Unsyiah. (Raudhatul Fitri [AM]/DETaK)

Darussalam – Pemilihan Raya (Pemira) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah dilaksanakan serentak di tiap masing-masing fakultas se-Unsyiah, Selasa, 23 Desember 2014. Dalam pelaksanaannya, mendapat berbagai tanggapan dari mahasiswa, seperti di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dari pantauan detakusk.com banyak sekali mahasiswa yang belum menggunakan hak suaranya.

Salah satu mahasiswa yang golput, Sandy Pangestu, dari ptodi Penjaskesrek mengatakan belum siap untuk memilih karena beberapa alasan.

Iklan Souvenir DETaK

“Alasannya ya satu, belum tahu siapa kandidatnya yang jelas. Bagaimana Pemiranya pun baru tahu dalam beberapa hari, karena jurusan Penjaskes sendiri jarang di sini (FKIP-red). Itulah kurang apresiasi jadi gak tahu apa-apa. Calonnya pun gak jelas siapa-siapa aja. Satu lagi, kurang sosialisasi pun Saya rasa,” ungkapnya.

Sementara itu Roby M. Asra mahasiswa FKIP BK yang baru akan memilih menanggapi berbeda, iya menganggap Pemira kali ini mendapat dukungan besar dari mahasiswa FKIP.
“Ya, walaupun cuacanya kurang mendukung tapi apresiasi terutama dari mahasiswa FKIP, saya lihat besarlah. Walaupun saya sendiri baru akan mau milih. Jadi, saya beri dua jempol untuk panitia Pemira tahun ini.” ujarnya.

Ia menambahkan, walaupun calon salah satu kandidat berasal dari fakultas-fakultas lain ataupun dari fakultas sendiri, dapat membawa kemajuan untuk Unsyiah dan memberikan yang terbaik untuk mahasiswa pada khususnya.

“Sebenarnya Pemira ini sama saja dengan pemilihan lain, hanya saja sosialisasinya dan keamanannya saja yang kurang, sebenarnya dalam pemilihan ini. Sebelumnya, ada sosialisasi bagaimana cara memilihnya. Tapi, kalau ini kan harus kita dulu yang bertanya baru diberitahukan,” kata Yulis Indah Pratiwi, mahasiswi PBSI Unsyiah.

Yulia mahasiswa FKIP Fisika berpendapat lain, dan menganggap penting Pemira karena mengikuti sistem demokrasi dari rakyat dan mengikuti sistem pemerintahan itu sendiri.

“Setiap fakultas melakukannya di hari yang sama, tapi dari yang saya lihat sejak pagi tadi lumayan banyak peminatnya. Tapi, kalau dibandingkan dengan fakultas lain. FKIP termasuk paling sedikit peminatnya. Dari jumlah mahasiswa FKIP yang begitu banyak, tapi hanya sekian persen saja mahasiswa yang ikut. Jadi, kurangnya kesadaran dari warga FKIP. Betapa pentingnya Pemira, padahal kalau mereka tahu Pemira itu penting. Maka, mereka tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu itu.” Jelasnya.[]

Editor: Riska Iwantoni