Beranda Headline Pementasan Teater Noda Perdamaian Berlangsung Meriah

Pementasan Teater Noda Perdamaian Berlangsung Meriah

BERBAGI

Sulistiono | DETaK

Darussalam – “Kau pikir aku tidak tahu, kau telah menikmati “dodol kenyal” Halimah, bukan?” begitulah penggalan alur cerita saat Joko memfitnah Usman,  dalam pementasan teater tunggal dengan menggusung tema “Noda Perdamaian” yang digelar oleh Aceh Youth for Peace 2012, Minggu  (1/7/2012) malam di gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Darussalam.

Acara tersebut merupakan hasil kerjasama antara Aceh Youth for Peace dengan Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP Unsyiah dan Teater Rumput serta didanai sepenuhnya oleh Earlham College University, Amerika Serikat.

Iklan Souvenir DETaK

Manajer umum palaksanaan pementasan, M. Akmal Faraz mengatakan pementasan ini diangkat dari seminar perdamaian dan workshop komunikasi yang dilaksanakan pada tanggal 4 dan 5 Juni lalu. Saat itu bapak Muslim Ibrahim, ketua MPU Aceh, memberi masukan agar teater tersebut dikemas secara Islami.

“Tujuan pemetasan teater itu menjelaskan bahwa rasa cemburu, dendam, egoisme dan buruk sangka adalah penghancur perdamaian, bahkan yang menjadi penyebab segala peperangan dan kekerasan di muka bumi ini” Kata Azmi Labohaji, sutradara sekaligus penulis naskah “Noda Perdamaian”.

Ia menambahkan, kisah ini juga  ingin menyampaikan pesan bahwa perbedaan di antara kita adalah suatu rahmat bukan sebagai pemicu kekerasan dan teror karena sesungguhnya Allah sangat membenci kekerasan dan menyayangi umatnya yang mencitai perdamaian.

Pementasan teater yang berlangsung selama 30 menit itu dihadiri sekitar tiga ratusan penonton. Turut hadir dalam acara tersebut mantan Rektor Unsyiah, Darni M. Dawood yang juga sebagai pembina umum acara dan Syarifuddin Hasyim, Dekan FISIP Unsyiah.

Dalam kisah itu tokoh utama bernama usman yang pada akhirnya tewas ditusuk oleh Nyak Gam yang tidak lain adalah kakak kandungnya.

Rizqarossaa Darni, Direktur Aceh Youth for Peacedi menyampaikan pementasan seperti ini sangat bagus untuk mengkampanyekan perdamaian sekaligus memberikan ruang untuk anak-anak pecinta teater dan seni untuk berekspresi. mengingat teater dan seni di Aceh masih kurang dihargai dan di perhatikan oleh pemerintah. []