Beranda Headline Nasir Ibrahim: BEM Unsyiah Aneh, Lagu Indonesia Raya tidak Dihormati

Nasir Ibrahim: BEM Unsyiah Aneh, Lagu Indonesia Raya tidak Dihormati

BERBAGI
(Riska Iwantoni / DETaK)
Riska Iwantoni | DETaK
(Riska Iwantoni / DETaK)
Nasir Ibrahim tengah memberikan kata sambutan (Riska Iwantoni / DETaK)

Darussalam –  Acara talk show dari kampus untuk negeri dengan tema “Dunia Butuh (Si)Apa?” yang diselenggarakan oleh BEM Unsyiah di gedung gelanggang mahasiswa Unsyiah, mendapat kritikan dari Nasir Ibrahim dalam kata sambutannya menggantikan Rektor Unsyiah, Samsul Rizal, Sabtu, 10 Mei 2014.

Acara tersebut dibuka dengan penampilan lagu “Indonesia Raya” yang di bawakan oleh grup paduan suara BEM. Namun anehnya, saat lagu dinyanyikan, peserta tidak dipersilahkan berdiri seperti biasanya.

Nasir terpaksa meluruskan hal tersebut serta meminta maaf kepada peserta dan undangan acara. Menurutnya hal tersebut adalah kesalahan ataupun kelupaan dari panitia acara, bukan hal yang lumrah dilakukan oleh Universitas Syiah Kuala. “Lagu Indonesia Raya seharusnya dihormati sebagai lagu kebangsaan kita, dan dalam menyanyikan lagu tersebut seharusnya semua hadirin berdiri,” sesalnya.

Iklan Souvenir DETaK

Saat detakusk.com mengkonfirmasi perihal tersebut kepada ketua panitia, Imam Muslim, dijelaskan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan komunikasi antar panitia dan MC. “Ini sebenarnya miscommunication antara pimpinan paduan suara dan MC, seharusnya mereka yang mempersilahkan peserta berdiri,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa semua panitia sudah tahu akan hal itu, namun karena terlanjur dimulai, acara tidak memungkinkan untuk di ulangi.

Selanjutnya Nasir mengkritisi sebutan ‘pesiden mahasiswa (presma).’ Ia menjelaskan bahwa dua tahun lalu sudah dibuat kesepakatan tentang perubahan istilah ‘presma’ menjadi ‘BEM’ dan istilah ‘pema’ dihapuskan.

Terkait sebutan presma, Imam Muslim menjelaskan bahwa istilah ketua BEM belum terlalu dikenal orang dibandingkan dengan presiden mahasiswa. “Kita ingin memperkenalkan ketua BEM, kemungkinan banyak orang yang belum tahu ketua BEM itu apa, tapi seiring berjalan waktu kita akan ubah nama presiden menjadi BEM,” terangnya.[]

Editor : Indri Maulina