Beranda Headline Muhammad Nuh: Unsyiah Harus Menjadi Unggulan

Muhammad Nuh: Unsyiah Harus Menjadi Unggulan

BERBAGI

Sayed Jamaluddin | DETaK

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh meresmikan secara simbolis Kantor Pusat Administrasi (KPA) Unsyiah dengan memotong pita gedung tersebut, Selasa (29/11/2011) siang. (Foto: Khairul Mubarak/DETaK)

Banda Aceh – Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala (KPA Unsyiah) yang terbakar tiga tahun lalu, kini sudah siap direnovasi. Gedung yang terletak di depan Lapangan Tugu Darussalam itu diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh, Selasa (29/11/2011) dan disaksikan oleh puluhan civitas akademika Unsyiah yang hadir dalam acara tersebut.

Iklan Souvenir DETaK

Dalam pidatonya di hadapan peserta yang menyaksikan peresmian itu, Muhammad Nuh menyampaikan beberapa pesan dan penghargaan bagi masyarakat Aceh. Di antaranya, ia menyampaikan selamat kepada seluruh masyarakat Aceh yang telah memberi kontribusi kekayaan budaya Aceh, yaitu tari saman sebagai warisan budaya dunia yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau badan PBB untuk bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya.

Dalam kesempatan itu, Nuh juga berharap Unsyiah dapat menjadi center of excellent (pusat unggulan) dan universitas unggulan serta harus ada riset Sumber Daya Manusia (SDM). Predikat itu bukan hanya karena faktor geografisnya saja, namun sebagai wilayah perbatasan Indonesia yang memang harus ditingkatkan SDM-nya.

Muhammad Nuh juga berharap Unsyiah dapat melahirkan lulusan-lulusan yang unggulan, “Bukan tidak mungkin lulusan dari Unsyiah nantinya akan menjadi menteri pendidikan, bahkan menjadi presiden,” ujarnya.

Sebelum gedung tersebut diresmikan secara langsung oleh Muhammad Nuh, terlebih dahulu di-peusijuek oleh Badruzzaman Ismail, ketua Majelis Adat Aceh (MAA).

Darni Daud, Rektor Unsyiah dalam sambutannya mengatakan, Gedung itu direnovasi berkat bantuan dari Kementerian Pendidikan Republik Indonesia (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Mendikbud). Darni juga mengatakan civitas akademika Unsyiah merasa sedih terbakarnya gedung KPA itu. “Bukan hanya dokumen penting yang terbakar, namun juga desain, foto-foto bersejarah yang tidak bisa dinilai, bahkan dengan Dolar sekalipun,” ujarnya. []