Mirza | DETaK
Banda Aceh – Sebanyak 52 Mahasiswa Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh magang di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh selama dua bulan ke depan.
Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Abdul Rani Usman pada pembukaan serah terima peserta magang (6/2/2013) di Aula Training Center Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh.
Abdul Rani menambahkan, dari 52 peserta yang akan mamagang di RSJ tersebut, dibagi dua gelombang, setiap gelombang dimagangkan selama satu bulan penuh.
“Diharapkan kepada mahasiswa magang harus mampu berkomunikasi dengan pasien yang ada di Rumah Sakit Jiwa ini, harus mampu beradaptasi dengan pasien yang barbagai macam latar belakang kejiawaan,” kata Abdul Rani.
Menurutnya, kecerdasan intelektual adalah orang yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda. Di RSJ, lanjutnya, merupakan tempat orang-orang bermasalah dengan kejiwaan. “Bagaimana peserta magang akan beradaptasi dengan baik, itu masing-masing memiliki cara tersendiri,” tutur Abdul Rani.
Kerjasama seperti ini akan dilanjutkan di masa akan datang, oleh karenanya diharapkan kepada mahasiswa agar dapat melakukan magangnya dengan baik dan memberikan yang terbaik dalam hal pelayanan.
Sementara Direktur RSJ Banda Aceh Abdul Karim mengatakan, pihaknya manyambut baik program ini, ia berharap dapat melakukan tugasnya dengan baik
Abdul Karim menyebutkan, ada 800 pasien yang yang menghuni RSJ Banda Aceh, dan mereka dari berbagai macam penyebabnya.
“Mendidik pasien jiwa ini sangat beda dengan pasien di rumah sakit umum lain, mengobati pasien jiwa tidak hanya terpaku pada obat-obatan saja, tapi harus ada terapi kerja dan yang paling penting adanya terapi religi,” ucap Abdul Karim.
“Cara penanganan orang dengan masalah kejiwaan tidak hanya pada rumah sakit jiwa saja, juga harus dilakukan dari keluarga dan lingkungan masyarakat tempat dia tinggal,” kata Abdul Karim
Menurutnya, persoalan jiwa sangat misteri, ada yang keluar masuk rumah sakit, sebab kelainan jiwa ini didasari oleh latar belakang persoalan, ekonomi, cinta, dan juga narkoba yang selama ini terus meningkat.
Diharapkan, kepada mahasiswa peserta magang ini dapat mensosialisasikan kepada masyarakat dan member pemahaman sejauh mana peran dan tanggungjawab keluarga dan lingkungan terhadap orang dengan masalah kejiwaan.[]