Murti Ali Lingga | DETaK
Banda Aceh – Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Solidaritas Mahasiswa Untuk Agraria melakukan aksi demo di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Senin, 21 September 2015.
Dalam aksinya, mahasiswa menuntut pemerintah Aceh maupun pemerintah pusat segera menyelesaikan konflik agraria yang terjadi di beberapa daerah termasuk Aceh. “Segera selesaikan konflik Agraria yang terjadi antara masyarakat dan perusahaan yang ada di Indonesia, termasuk Aceh,” kata Riszky Burnama, kordinator aksi.
Menurutnya, undang-undang pokok agraria yang katanya lahir sebagai refresentasi semangat demokrasi di Indonesia hanya sebatas omong kosong.
“Apa yang tertuang dalam undang-undang tersubut hanya sebatas formalitas dan implementasinya nihil. Bahkan saat ini, dalam penyelesaian konflik agraria, pemerintah Aceh terkesan melempar tanggung jawab ke pemerintah pusat,” kata dia lagi.
Ia berharap, aksi bertepatan dengan hari agraria Nasional, yang diperingatin setiap 24 September. Pemerintah bisa dan segera menyelesaikan konflik-konflik agraria yang sudah terjadi.
“Kita mendesak pemerintah segera menyelesaikan ini (konflik-red),” pungkasnya.
Demo yang dilakukan Solidaritas Mahasiswa Untuk Agraria ini terdir dari beberapa organisasi mahasiswa. Diantaranya, BEM FH Unsyiah, UKM Forum Komunikasi Aneuk Hukun (Forkah), UKM PA- Pintu Rimba Fisip Unsyiah. Serat turut berpartisipasi Alumni Sekolah HAM Flower Aceh, Jaringan Kesenian Mahasiswa (JARKEM) dan Komite Aksi Mahasiswa Kota (KAM-K). Dalam aksi ini, 24 personil polisi dari Polresta Kota Banda Aceh diterjunkan mengamankan jalannya aksi tersebut.[]
Editor: Riska Iwantoni