Riyanti Herlita | DETaK
Darussalam – Dalam pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unsyiah untuk kepengurusan periode 2015-2016, Rektor memberikan apresiasi besar terhadap Muhammad Chaldun dan jajarannya yang telah melewati tahun politik dimasa kepengurusannya tahun 2014 lalu.
“Tahun 2014 adalah tahun politik, saya sangat apresiasi untuk Chaldun beserta jajarannya yang tidak mengarah ke politik praktis,” ucap rektor di lobi AAC Dayan Dawood Unsyiah, Kamis, 29 Januari 2015.
Kedepan dimasa kepengurusan Muhammad Hamzah tahun ini, Samsul Rizal mengharapkan seluruh aktivis yang merupakan bagian dari BEM Unsyiah menggalakkan Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM). Dengan mengharuskan setiap aktivis untuk mempunyai aktivitas yang menonjol, dengan demikian rektor menjanjikan akan memberikan bantuan berupa materi.
“Kita akan kasih uang nanti. Jadi, setiap aktivis juga harus mempunyai aktivitas yang menonjol,” sebutnya dengan senyum sumringah dihadapan para mahasiswa yang akan dilantik tersebut.
Hal ini disebabkan karena Samsul Rizal melihat masih minimnya minat mahasiswa yang bergerak pada bidang PKM, terutama pada minat menulis padahal nilainya Unsyiah berada di urutan ke-11 Se-Indonesia dan urutan pertama Se-Sumatera.
“Sama seperti Anda, saya 30 tahun yang lalu dalah seorang mahasiswa. Untuk menjadikan Indonesia emas, dari sinilah kita mulai berbenah, yang terpenting adalah kejujuran dan integritas. Pekerjaan ini tidak akan terjadi dalam sekejab, jadi jauh-jauh hari kita sudah harus persiapkan,” tegas Samsul Rizal.
Dari pantauan detakusk.com dalam kesempatan itu, rektor optimis dengan Unsyiah yang akan terakreditasi A nantinya, kendati Pembantu Rektor I, Hizir Sopyan masih belum yakin, Samsul terus menegaskan kepada puluhan mahasiswa yang berada di lokasi untuk menegakkan integritas kejujuran.
“Saya akui, tak hanya di Indonesia, di Singapore juga masih ada satu dua yang melakukan penyelewengan. Korupsi itu terjadi karena ada dua pihak, bukan sendiri. Dan itu yang salah adalah manusianya, bukan institusinya. Contohnya seperti saya, Rektor Unsyiah, jika salah, yang salah itu adalah Samsulnya bukan rektornya,” tutup rektor mengakhiri kata sambutannya.[]
Editor: Riska Iwantoni