Beranda Headline Konvoi Masal Warnai Hari Sumpah Pemuda

Konvoi Masal Warnai Hari Sumpah Pemuda

BERBAGI
Konvoi Peringati Hari Sumpah Pemuda yang dilaksanakan oleh mahasiswa bahasa indonesia dari darusalam

M. Fajarli Iqbal [AM] | DETaK

Konvoi Peringati Hari Sumpah Pemuda yang dilaksanakan oleh mahasiswa bahasa indonesia dari darusalam
Peserta konvoi memperingati hari sumpah pemuda menuju simpang lima Banda Aceh. (M. Fajarli Iqbal [AM]/DETaK)

Banda Aceh – Ratusan mahasiswa Unsyiah jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang tergabung dalam Gelanggang Mahasiswa Sastra Indonesia (Gemasastrin) melakukan konvoi dengan berjalan kaki dari Kopelma Darussalam sampai simpang lima Kota Banda Aceh, Selasa, 28 Oktober 2014.

Beberapa dari peserta konvoi menggunakan body painting sebagai bentuk apresiasi kepada para pahlawan khususnya para pemuda yang mengikrarkan sumpah 86 tahun yang lalu. Cat merah dan putih yang menghiasi tubuh mereka mampu mencuri perhatian para pengguna jalan yang melintas.

Iklan Souvenir DETaK

Ikhsan, koordinator aksi kemudian berorasi menyemangati publik untuk cinta terhadap Bahasa Indonesia. Dalam orasinya tersebut ia mengatakan bahwa sebagai bangsa Indonesia masyarakat tidak harus malu dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam ranah apapun baik itu di tingkat nasional dan internasional.

“Bahasa adalah jati diri bangsa, rusak bahasa maka rusaklah bangsa.” ungkapnya kepada detakusk.com usai berorasi.

Menurutnya, zaman sekarang tidak sedikit dari para pemuda yang mengabaikan bahasa Indonesia padahal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat menyatukan bangsa, dibawah satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. “Kita bisa bersatu dengan bahasa,” lanjutnya.

Para peserta konvoi sempat berhenti dan istirahat di Simpang Jamboe Tape, kemudian melanjutkan perjalanan lagi menuju Simpang Lima. “Capek sih tapi seru,” ujar Putri salah seorang peserta konvoi saat melepas lelah di bawah terik matahari tersebut.

Setibanya di simpang lima para mahasiswa ini kemudian melakukan sumpah masal. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi dan aksi teatrikal. Aksi yang ini sempat menyita perhatian publik selama 15 menit.[]

Editor: Riska Iwantoni