Anggita Rezki Amelia | DETaK
Darussalam- Komisi Pemilihan Raya (KPR) Unsyiah, Fauzi menyebutkan kerugian Pemira Unsyiah berkisar 10 juta rupiah. “Berupa perlengkapan ATK, atribut publikasi pemira, juga kotak dan cetak surat suara,” kata Fauzi kepada detakusk.com, Kamis (6/12/12).
Ia mengatakan, dana pemira berasal dari rektorat Unsyiah sekitar 20 juta rupiah. “Baru diangsur 50 persen saja, sisanya lagi belum keluar, apalagi ini lagi tutup buku,” paparnya. Menurut Fauzi, pihak KPR belum membayar surat suara, kotak suara, penyewaan panelis, penyewaan tenda saat debat, hingga biaya undang moderator.
“Bahkan pada sore (4 Desember 2012), kebutuhan logistik pemira malah dibakar,” kata Fauzi. Ia sangat menyayangkan aksi yang terjadi di Kantor KPR di Gelanggang Mahasiswa Unsyiah itu. Fauzi menyebutkan, aksi itu diprakarsai oleh koalisi BEM dan DPM se-Unsyiah yang menolak Pemira 2012. “Ada sekitar 30 orang saat aksi itu terjadi,” ujarnya.
Ia mengaku KPR tahun ini merupakan KPR terberat dari pemira sebelumnya, di mana terjadi pembatalan pemira yang menurut KPR sudah dipersiapkan dengan matang.
Namun, untuk menindaklanjuti perihal kerugian tersebut, Fauzi berencana akan bertemu dengan pihak Pembantu Rektor III Unsyiah, Rusli Yusuf. “Saya sudah konfirmasi dengan beliau,” tutupnya.[]