Beranda Headline Dituding Piknik Bersama PLN, Ini Kata Aktivis Mahasiswa

Dituding Piknik Bersama PLN, Ini Kata Aktivis Mahasiswa

BERBAGI
Diskusi BEM lintas universitas dan PLN terkait unit pengatur beban (Foto: Ist)

M. Fajarli Iqbal | DETaK

Darussalam – Tersiarnya kabar tentang beberapa aktivis mahasiswa lintas universtas yang berkunjung ke Sumatera Utara bersama PLN menimbulkan beragam komentar. Pasalnya, sehari sebelumnya aktivis mahasiswa melakukan aksi di depan kantor PLN Aceh menuntut agar listrik tak padam lagi. Namun, kunjungan tersebut dianggap oleh sebagian pihak sebagai ajang ‘piknik’ mahasiswa agar tidak lagi mengkritisi persoalan listrik di Aceh.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Said Fuadi yang ikut dalam kunjungan tersebut mengklarifikasi kabar miring tersebut. Ia secara tegas mengatakan bahwa kunjungan tersebut bukanlah ajang ‘piknik’ namun tindak merupakan tindak lanjut untuk mencari titik persoalan krisis listrik di Aceh.

Iklan Souvenir DETaK

“Perlu saya klarifikasi bahwa kami tidak piknik ke sana. Kami mencoba mencari persoalan listrik langsung ke pokok masalahnya,” ucap Said yang dihubungi detakusk.com Jumat, 29 April 2016.

Dengan dilakukan kunjungan tersebut, mereka mengaku menemukan temua-temuan baru terkait dengan krisis listrik yang ada di Aceh. Salah satunya adalah mereka menemukan fakta bahwa pembangkit listrik yang ada di Nagan Raya tidaklah rusak. Hal tersebut bertolak belakang dengan penyataan General Manager PLN Aceh, Bob Saril beberapa waktu lalu.

“Pembangkit di Nagan baik-baik saja. Memang benar kalau pasokan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit di Nagan pas-pasan tapi faktanya dua pembangkit itu baik-baik saja dan tidak ada kerusakan,” kata Said.

Sedangkan GM PLN Aceh, Bob Saril 25 April lalu kepada media mengatakan,  pemadaman listrik beberapa hari terakhir terpaksa dilakukan oleh PLN karena dua pembangkit listrik yang ada di Nagan Raya mengalami gangguan.

“Dua pembangkit kita di Nagan Raya sedang mengalami gangguan sehingga kita harus kehilangan 160 MW,” kata Bob.

Ia juga mengatakan bahwa gangguan tersebut akan normal esok hari, pada 26 April 2016. Akan tetapi sampai dengan hari ini, 30 April 2016 listrik di Aceh masih mengalami pemadaman. Amatan detakusk.com sampai berita ini diturunkan masih terjadi pemadaman bergilir di beberapa titik di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Dihubungi secara terpisah, Ketua BEM Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mengaku juga menerima undangan dari PLN tersebut. Ia mengatakan bahwa pihaknya mngirim delegasi untuk ikut.

“Kita juga dapat undangan dan secara institusi kita juga sudah kirim orang ke sana,” kata Hasrizal, saat dihubungi Jumat 29 April 2016.

Ia juga mengatakan hal senada dengan pernyataan ketua BEM UIN Ar-Raniry bahwa kunjungan tersebut bukanlah ajang piknik dan aksi yang dilakukan tempo hari juga murni sebagai bentuk mengadvokasi krisis listrik di Aceh.

“Aksi pengembokan kantor PLN Aceh merupakan tindak lanjut dari aksi awal yg kita lakukan sebelumnya,” kata Hasrizal.[]

Editor: Riska Iwantoni