M Fajarli Iqbal | DETaK
Banda Aceh – Lomba simulasi peradilan National Moot Court Competition (NMCC) yang digelar oleh mahasiswa fakultas hukum seluruh Indonesia yang tergabung dalam ALSA (Asian Law Student Asociation) mulai Kamis, 6 Februari 2015 lalu yang bertuan rumah di Fakultas Hukum Unsyiah, telah usai pada penutupan kegiatan pukul 00.00 WIB di Anjong Mon Mata, Banda Aceh pada Minggu, 8 Februari 2015.
Rektor Unsyiah, Samsul Rizal mengatakan bahwa acara ini sangat bagus dan mendidik. Ia juga mengatakan bahwa dalam pertandingan selalu akan ada pihak yang menang dan pihak yang kalah dan pihak yang kalah tersebut bukan berarti ia pihak yang tidak baik atau tidak bagus.
“Yang tidak juara bukanlah tidak baik,” ucap rektor saat memberikan kata sambutannya pada ajang bergengsi yang memperebutkan piala Mahkamah Agung tersebut.
Disamping itu, pada kegiatan tahunan yang diikuti oleh mahasiswa delegasi seluruh Indonesia tersebut turut hadir Muzakar Ali, asisten III gubernur aceh, ia mengatakan bahwa hukum haruslah berdiri tegak dan dengan diadakan kegiatan seperti ini kita dapat mengetahui bagaimana hukum yang dapat berdiri tegak itu seperti apa, dan kita semua dapat belajar.
“Hukum harus mampu berdiri tegak,” ucap Muzakar dalam kata sambutannya yang mewakili gubernur Aceh.
Disamping itu, selain dari pejabat, NMCC yang dipanitiai oleh mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah tersebut juga mendapatkan tanggapan hangat dari para delegasi berbagai daerah. Sebut saja Rifqi, mahasiswa Universitas Hasanudin Makassar mengaku kagum dengan penyelenggaraan acara NMCC tahun ini.
“Keren, penyelenggaraannya bagus, kepanitiannya sangat sigap,” ucapnya pada detakusk.com.
Tak hanya penyelenggaraan acara, Rifqi juga memuji arsitektur fakultas hukum yang katanya unik dan bergaya islami. Begitu juga dengan Deyan mahasiswa Universitas Sriwijawa Palembang yang turut mengapresiasikan kegiatan tersebut.
“Sangat objektif dan luar biasa bagus, juga sama, kepanitian sangat sigap dan keren,” tutur Deyan di sela-sela acara.
Editor: Riyanti Herlita