Darussalam, Kamis (20/5) Sarifah berjulan burung mainan di seputaran jalan kampus Unsyiah. Dua puluh burung mainan bisa ia habiskan per hari, untuk per satu unitnya ia menjual Rp30.000 sampai Rp35.000, per hari ia mendapatkan laba sekitar Rp80.000.
Berjualan burung sudah ia lakoni semenak sebulan lalu, tidak tanggung-tanggung seribu unit burung mainan langsung ia pasok dari medan. “Burung mainan ini kita pasok dari medan, sekali pemesanan dapat mencapai seribui unit,” ungkapnya.
Beruntung Sarifah tidak dirazia oleh petugas kampus Unsyiah, karena disepanjang jalan tempat ia berjualan terpampang tulisan “Dilarang berjualan di sepanjang jalan ini.” Wanita yang tinggal di beurawe mengatakan bahwa dulunya disini juga ada mahasiswa yang berjulan burung maianan di seputar kampus Unsyiah tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Semenjak Rektor Unsyiah menetapkan kebijakan tidak boleh berjualan di sepanjang jalan kampus Unsyiah, pedagang kecil seperti Ibu Sarifah tidak dapat lagi berjualan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. (Iwan A)